Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Rawan Penularan, Mendagri Anjurkan Buat Simulasi Protokol Covid-19 Di Sekolah Asrama

Pemeriksaan secara regular 2 minggu dengan PCR atau rapid test kepada guru menjadi hal yang dianjurkan

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hendra Gunawan
istimewa
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian memberikan anjuran simulasi protokol kesehatan pada sekolah yang dijadikan sebagai role model untuk proses pertemuan tatap muka.

Khususnya pada sekolah yang berlatar belakang asrama, seperti pondok pesantren.

Menurutnya metode simulasi sangat penting, karena situasi dan kondisi setiap tempat sangat berbeda sehingga dibutuhkan peninjauan yang lebih lanjut oleh Gugus Tugas daerah masing-masing. 

Tito berujar khusus untuk sekolah-sekolah pembuatan videonya juga harus dibuat berbeda-beda. 

Baca: Persib Bandung Bakal Siapkan Tes Swab Susulan Bagi Pemain yang Belum di Tes Covid-19

“Video protokol yang berbeda-beda karena ini banyak sekali perbedaanya, ada sekolah yang dia seperti biasa masuk kemudian setelah itu kembali siswanya," kata Mendagri dalam keterangannya, Senin (3/8/2020) 

Dicontohkannya, penerapan protokol kesehatan di sekolah agama seperti pesantren, SMP/SMA Madrasah, atau sekolah dengan sistem asrama, seperti Akpol/AAL/AAU/IPDN, tentu berbeda dari sekolah biasa.

Sehingga video penerapannya harus disesuaikan.

"Ada juga sekolah yang berasrama ini yang paling rawan, karena sekali kena akan kena semua, tempat tidurnya, makananya sama-sama. Kemudian termasuk sekolah-sekolah agama seperti pesantren, ini protokolnya harus beda-beda,” jelasnya.

Baca: Di Indonesia, Vaksin Covid-19 dari China Masuki Uji Klinis Tahap III

Hal ini disampaikannya saat menghadiri rapat persiapan pembelajaran tatap muka lewat video conference, di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (03/08/2020).

Pemeriksaan secara regular 2 minggu dengan PCR atau rapid test kepada guru menjadi hal yang dianjurkan oleh Mendagri untuk mencegah terjadinya penyebaran covid-19. 

Sehingga, program dapat dilanjutkan apabila simulasinya menghasilkan perkembangan yang baik dan semua pemangku kepentingan di sekolah taat pada protokol yang ditetapkan.

“Guru-guru yang masuk sebelumnya mereka rapid baru mengajar, kemudian pemeriksaan secara reguler per-2 minggu dengan PCR atau rapid sebanyak 2 kali,”pungkasnya. 

Baca: Dalam Sepekan Terakhir Angka Positivity Rate Covid-19 DKI Jakarta Sebesar 6,9 Persen

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim juga menuturkan bahwa pihaknya saat ini sedang berusaha yang terbaik terhadap SKB tersebut, 

Hal tersebut untuk menjawab keresahan orang-tua terhadap anak-anaknya yang belum bersekolah untuk dapat terselesaikan. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved