Minggu, 21 September 2025

Virus Corona

Bamsoet Berharap Distribusi Vaksin Covid-19 Dilakukan Februari 2021: Target Produksi 340 Juta Vaksin

Bambang Soesatyo, berharap vaksin Covid-19 buatan Sinovac di Indonesia bisa didistribusikan Februari 2021.

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
MPR-RI
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Bambang Soesatyo, berharap vaksin Covid-19 buatan Sinovac di Indonesia bisa didistribusikan Februari 2021.

Bamseot mendatangi Bio Farma untuk melihat dan memastikan proses pelaksanaan uji klinis tahap tiga vaksin Covid-19.

Ia berharap proses uji klinis lancar, sehingga vaksin bisa mulai diproduksi setelah bibit vaksin dikirim dari Tiongkok pada November 2020.

Vaksin Covid-19 tersebut direncanakan untuk didistribusikan sebanyak 340 juta dosis pada Februari 2021 mendatang.

"Mudah-mudahan vaksin ini bisa segera didistribusikan sekitar bulan Februari," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (16/9/2020).

"Kepastian inilah yang ingin kami peroleh dari Bio Farma, dengan asumsi bahwa bahan baku baru masuk ke Indonesia sekitar bulan November."

"Target kita adalah memproduksi 340 juta vaksin, dengan asumsi satu orang dua kali suntikan vaksin," jelas Bamsoet.

Baca: Disukai dan Banyak Dipakai, Masker Scuba Ternyata Tak Efektif Tangkal Virus Corona

Baca: Banyak Pegawai Kemenkes Positif Corona, Politikus PKS: Instansi Pemerintah Jangan Jadi Contoh Buruk 

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Humas MPR RI)

Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, berharap pemerintah mendukung penuh proses pembuatan hingga vaksinasi pada 2021.

Sebab, dalam proses pendistribusian membutuhkan tempat dengan suhu 2-8 derajat celsius.

Pihanya pun berusaha untuk menjamin keamanan dari vaksin Covid-19 sebelum diterima masyarakat.

"Kita akan berusaha untuk me-manage semua proses, karena vaksin ini harus terjamin ke masyarakat," katanya.

"Setelah itu masalah distribusinya, mulai dari provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, puskesmas, dan sampai akhirnya bisa diberikan kepada masyarakat," pungkasnya.

Baca: Jakarta PSBB Ketat, Reaksi Haji Lulung : Menunggu Ditegur Corona atau Kesadaran Sendiri

Baca: Rajin Menabung dan Kini Menikmatinya Saat Pandemi Corona, Maya Septha: Aku Dulu Pelit Banget

Kemenkes-UNICEF Tandatangani Kerja Sama Pengadaan Vaksin dan Obat yang Terjangkau

Sekretaris Jenderal Kemenkes dan Kepala Perwakilan UNICEF di Indonesia, menandatangani perjanjian kerjasama yang memungkinkan untuk melakukan pengadaan vaksin dengan harga terjangkau pada Rabu (16/9/2020) di Auditorium Siwabessy, Kemenkes, Jakarta.

Turut hadir dan menyaksikan Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri RI, Menteri BUMN, serta Wakil Menteri BUMN.

Dalam laporan yang disampaikan Sekretaris Jenderal Kemenkes RI Oscar Primadi, MoU yang ditandatangani hari ini untuk memperbaharui MoU sebelumnya dengan UNICEF tahun 2004.

MoU tersebut mengatur proses pengadaan barang dan jasa melalui UNICEF, mulai dari proses pengajuan, pembayaran, sampai pengiriman.

Sehingga, diharapkan dapat memperlancar pemberian produk kesehatan esensial untuk masyarakat Indonesia.

Baca: Diberi Waktu Dua Pekan, Jokowi Minta Doni Monardo dan Luhut Tangani Corona di 9 Provinsi

Baca: Penumpang KRL Tidak Boleh Lagi Gunakan Masker Scuba dan Buff: Tak Efektif Cegah Corona

Pengadaan dan pembelian vaksin akan dilakukan melalui Supply Division UNICEF yang berkedudukan di Copenhagen, Denmark.

Melalui divisi tersebut UNICEF dimungkinkan untuk melakukan pemesanan vaksin dengan jumlah yang besar dengan harga yang lebih rendah, sehingga akan terjadi penghematan yang signifikan.

“Kemitraan ini akan memungkinkan Indonesia membeli vaksin baru seperti pneumococcal conjugate vaksin (PCV) dengan harga 1/3 dari harga pasar saat ini."

"Jika diukur secara nasional, hal ini dapat mencegah hampir 10.000 kematian anak setiap tahun,” kata Debora Comini, Perwakilan UNICEF Indonesia, dikutip dari Covid19.go.id, Rabu.

Foto yang diambil pada 6 Agustus 2020 dan disediakan oleh Dana Investasi Langsung Rusia ini memperlihatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya.
Foto yang diambil pada 6 Agustus 2020 dan disediakan oleh Dana Investasi Langsung Rusia ini memperlihatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya. (HANDOUT / RUSSIAN DIRECT INVESTMENT FUND / AFP)

Comini menjabarkan, kesepakatan ini dilatarbelakangi oleh pandemi COVID-19.

Kasus terkonfirmasi yang terus meningkat serta menempatkan negara dengan jumlah kematian tertinggi di Asia Tenggara.

Maka, penting bagi Indonesia untuk mendapatkan kemudahan akses terhadap obat-obatan dan vaksin baru.

Ia menilai, ke depannya banyak negara yang berupaya keras memenuhi kebutuhan vaksin dan obat di wilayahnya.

Sehingga, melalui perjanjian kerja sama ini, ia menyakini Indonesia akan mendapatkan banyak keuntungan termasuk penurunan harga vaksin dan obat.

Baca: Selama Pandemi Corona, Tren Transaksi Online Terus Bertumbuh

Baca: Bukan Corona, Keluarga Ungkap Sebab Tewasnya Ade Firman Hakim : Lumayan Parah Jadi Dropnya di Situ

Selain itu, menjalin kerja sama pengembangan vaksin antara produsen dalam negeri Indonesia (Biofarma) dan UNICEF.

“Sementara kami sangat menantikan vaksin COVID-19, kami harus ingat untuk fokus pada hal-hal dasar."

"Imunisasi rutin untuk anak-anak, rantai pasokan yang kuat."

"Petugas kesehatan terlatih dan masyarakat yang sadar akan manfaatnya."

"Ini adalah dasar yang tidak boleh kita lupakan,” jelas Comini.

Menlu Retno LP Marsudi
Menlu Retno LP Marsudi (Kemlu)

Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyampaikan, sejak Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi, Indonesia telah aktif menjalin kerja sama internasional dan multilateral.

Termasuk melalui WHO Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator – COVAX Facility, dalam rangka mengupayakan kemudahan akses, keamanan dan harga vaksin yang terjangkau.

Indonesia masuk kategori Advanced Market Commitment (AMC) pada COVAX Facility.

Dengan masuknya Indonesia pada COVAX Facility, maka Indonesia mendapatkan jaminan akses terhadap vaksin COVID-19 yang terjangkau dan berkualitas untuk 20 persen populasi beresiko pada akhir 2021.

Baca: Pasien Kritis Korban Kecelakaan yang Dioperasi Ternyata Kena Corona, Belasan Tenaga Medis Isolasi

Baca: Polres Jakpus Ajak Pelanggar Protokol Kesehatan Menonton Film Bahaya Corona

Hingga kini pemerintah Indonesia terus menjalin komunikasi intensif dengan GAVI dan COVAX Facility guna mengetahui waktu persediaan vaksin dan harganya.

Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, bahwa kemitraan global ini bukan satu-satunya inisiatif global.

Kerja sama pemerintah dan produsen terus dilakukan untuk memastikan vaksin COVID-19 tersedia di seluruh dunia untuk seluruh negara baik negara yang berpenghasilan tinggi maupun negara berpenghasilan rendah.

Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto
Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto (Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV)

Dalam konteks COVAX Facility, UNICEF memiliki peran sangat penting.

Setiap negara termasuk Indonesia nantinya akan memiliki akses yang aman, cepat dan merata terhadap vaksin COVID-19 apabila nanti vaksin sudah ditetapkan dan kemudian diproduksi.

“UNICEF dan mitranya berkomitmen terhadap negara-negara yang telah bergabung dalam COVAX termasuk Indonesia."

"Untuk mengadakan dan memberikan vaksin Covid-19 yang aman dan efektif secara cepat dan dalam skala besar” kata Terawan.

Pihaknya berharap, dengan terjalinnya kerja sama tersebut dapat mempercepat pengendalian Covid-19 tak hanya Indonesia namun juga dunia.

“Semoga upaya kita bersama dalam memerangi COVID-19 ini dapat segera mengakhiri pandemi ini dan mengembalikan kesehatan bangsa dan masyarakat Indonesia seperti sedia kala,” pungkasnya.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan