Banjir di Sukabumi
Kemensos Kirim Relawan Tagana dan Bantuan Untuk Tangani Korban Banjir Bandang di Sukabumi
Relawan Tagana dikirim untuk membantu menangani bencana banjir bandang yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara menyatakan pihaknya telah mengirimkan relawan Tagana untuk membantu menangani bencana banjir bandang yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat.
Sebelumnya, banjir bandang terjadi akibat luapan air dari Sungai Citarik-Cipeucit dan Sungai Cibojong karena curah hujan tinggi dan melanda tiga kecamatan, yakni Cicurug, Cidahu dan Parungkuda.
"Yang pasti kami sudah menyiapkan petugas-petugas kami khusunya relawan-relawan kami Tagana dan mereka sudah turun ke lapangan. Mereka sudah berkoordinasi dengan aparat-aparat di pemda setempat," kata Juliari di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/9/2020).
Baca: Analisa BNPB Tentang Pemicu Banjir Bandang Sukabumi
Selain itu, Kemensos juga mengirimkan bantuan berupa kebutuhan dasar untuk masyarakat terdampak banjir bandang.
Ia memastikan petugas di lapangan membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Baca: Banjir di Sukabumi, Lahan Pertanian hingga Jalan Hancur, Ada yang Terputus & Tak Bisa Dilewati
"Tentunya kami secara bertahap tugas kami memastikan bahwa apabila ada korban maupun warga terdampak adalah mengirimkan bantuan kebutuhan dasar untuk mereka," ujar politikus PDIP itu.
Analisa BNPB Tentang Pemicu Banjir Bandang Sukabumi
Bencana banjir bandang di Kabupaten Sukabumi yang terjadi pada Senin (21/9/2020), telah mengakibatkan dua warga meninggal dunia dan seorang warga masih dalam proses pencarian.
Sementara, 10 lainnya orang luka-luka dan dilarikan ke Rumah Sakit terdekat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, hingga hari ini, Rabu (23/9/2020) pukul 13.00 WIB, peristiwa tersebut telah berdampak pada 176 KK/525 jiwa dan sebanyak 78 jiwa terpaksa harus mengungsi.
Sedikitnya 127 unit rumah yang tersebar di 11 desa terdampak, dengan rincian 34 unit rumah rusak berat (RB), 23 rusak sedang (RS) dan 70 rusak ringan (RR).
Berdasarkan analisa sementara yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), wilayah kejadian banjir bandang Sukabumi merupakan dataran rendah yang berada di bawah kaki Gunung Salak dan dilalui beberapa sungai, yakni Sungai Citarik-Cipeuncit dan Sungai Cibojong.
Baca: Banjir di Sukabumi, Lahan Pertanian hingga Jalan Hancur, Ada yang Terputus & Tak Bisa Dilewati
Menurut monitoring bahaya Banjir Bandang InaRisk BNPB, wilayah yang terdampak itu memiliki indeks bahaya SEDANG hingga TINGGI terhadap banjir bandang.
Di sisi lain, berdasarkan pantauan GPM-NASA (inaWARE) dalam 24 Jam terakhir sebelum kejadian, wilayah hulu atau di sebelah utara Sukabumi maupun di wilayah yang terdampak mengalami curah hujan Sedang-Tinggi dengan intensitas hingga-120 mm.
Baca: Banjir Bandang di Sukabumi: 2 Orang Meninggal, Pabrik Aqua Terendam