Sabtu, 23 Agustus 2025

Sidang Majelis Umum PBB

Pidato di Sidang Umum PBB, Jokowi Singgung Palestina yang Belum Merdeka

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung kemerdekaan Palestina dalam pidato perdananya di Sidang Majelis Umum Ke-75 PBB,

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Sanusi
dok Kementerian Luar Negeri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato perdananya dalam Sidang Majelis Umum (SMU) ke 75 PBB secara virtual. Rabu, (23/9/2020) 

"Yang mulia Presiden Majelis Umum PBB, yang mulia Sekretaris Jenderal PBB, yang mulia para pemimpin negara anggota PBB tahun ini, genap 75 tahun usia PBB. 75 tahun yang lalu PBB dibentuk agar perang besar, Perang Dunia II, tidak terulang kembali. 75 tahun yang lalu PBB dibentuk agar dunia bisa lebih damai, stabil, dan sejahtera. Karena perang tidak akan menguntungkan siapapun.Tidak ada artinya sebuah kemenangan dirayakan di tengah kehancuran. Tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi terbesar di tengah dunia yang tenggelam," kata Presiden.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato perdananya dalam Sidang Majelis Umum (SMU) ke 75 PBB secara virtual. Rabu, (23/9/2020)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato perdananya dalam Sidang Majelis Umum (SMU) ke 75 PBB secara virtual. Rabu, (23/9/2020) (dok Kementerian Luar Negeri)

Cita-cita serta tujuan tersebut menurut presiden belum tercapai di usia PBB yang ke 75 saat ini.

Masih terjadi konflik di sebebara belahan dunia, serta masih adanya kemiskinan serta kelaparan.

"Prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional kerap tidak diindahkan, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah," katanya.

Menurut Jokowi kondisi tersebut sangat memprihatinkan. Ditambah lagi dengan adanya pandemi Covid-19 yang hampir terjadi di seluruh negara.

Di tengah terjangan badai corona, konflik, rivalitas antarnegara justru menajam.

Padahal menurut Presiden, negara-negara seharusnya bersatu padu dalam menghadapi Pandemi Covid-19. Selalu menggunakan pendekatan win-win, pola hubungan antar negara yang saling menguntungkan.

"Kita tahu dampak pandemi ini sangat luar biasa, baik dari sisi kesehatan, maupun sosial ekonomi, katanya. Kita juga paham virus ini tidak mengenal batas negara. No one is safe until everyone is. Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi, maka saya khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna. Dunia yang damai, stabil dan sejahtera semakin sulit diwujudkan," pungkasnya.

Jokowi Serukan soal 'Akses yang Setara' terhadap Vaksin Virus Corona

Presiden Joko Widodo menyerukan semua negara mendapat "akses yang setara" terhadap vaksin Covid-19 dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), pada Rabu (23/09).

Dalam pidato perdananya pada sidang Majelis Umum PBB sejak menjabat sebagai presiden pada 2014, Jokowi mengatakan vaksin akan menjadi "game changer" dalam perang melawan pandemi.

"Kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau," ujarnya dalam pidato yang berlangsung secara virtual.

"No country should be left behind," katanya dalam bahasa Inggris.

Baca: Pidato Pertama Jokowi di Sidang Umum PBB: Pernah Dikritik PDIP hingga Alasan Tak Hadir di Tahun Lalu

Baca: Jusuf Kalla Ungkap Beda Cara SBY dan Jokowi Atasi Masalah, Ada yang Ringkas dan Suka Rapat

Ucapan Presiden Jokowi tersebut klop dengan pandangan pakar hubungan internasional yang menilai sidang Majelis Umum PBB merupakan momentum Indonesia untuk menyerukan keadilan distribusi vaksin Covid-19, saat negara-negara miskin sedang dilanda kekhawatiran tak mendapat jatah vaksin tersebut.

Sementara, negara maju seperti Inggris bersama WHO dan lembaga internasional lainnya sedang menggodok rencana akses berkeadilan terhadap vaksin.

Halaman
1234
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan