Fenomena La Nina, Waspadai Dampak Hujan Lebat di Provinsi Bengkulu, Sumsel dan Lampung
La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normalnya.
Penulis:
Reza Deni
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta pemerintah daerah di tingkat provinsi patut mewaspadai dampak hujan lebat di wilayahnya.
"Ketiga provinsi tersebut yakni Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung. Pemerintah daerah dan masyarakat agar meningkakan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang," kata Raditya Jati, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dalam keterangan yang diterima, Senin (19/10/2020).
Radit menyebut, berdasarkan informasi potensi dampak hujan lebat, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tercatat tiga provinsi tersebut dengan status siaga.
"Prakiraan tersebut berlaku pada analisis cuaca pada 18 Oktober 2020, pukul 08.00 WIB, sampai dengan 19 Oktober 2020, pukul 07.00 WIB," katanya.
Sedangkan pada status waspada, Radit mengatakan provinsi dengan status tersebut, yakni Aceh, Jambi, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Kemudian Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua.
Radit juga mengatakan ada wilayah yang memasuki musim hujan, antara lain pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Pulau Bangka, Lampung, Banten, sebagian Jawa Barat.
Baca juga: Antisipasi Dampak La Nina di Indonesia, Jokowi: Sebarluaskan Informasi Cuaca Secepat-cepatnya
Lalu sebagian Jawa tengah, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil Nusa Tenggara Barat.
"Pemerintah daerah dan setiap pihak patut waspada, mengingat fenomena La Nina yang terjadi di wilayah nusantara. Salah satu dampak yang dipicu oleh fenomena ini yaitu peningkatan curah hujan yang berujun pada bencana hidrometeorologi," katanya.
Pasalnya, BMKG menganalisis berdasarkan catatan historis menunjukkan La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normalnya.
Namun, dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia. Dari rilis BMKG, Radit menyebut pada Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Sumatera.
"Kemudian, pada Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua," ujarnya.