Minggu, 24 Agustus 2025

Virus Corona

Airlangga Hartarto Ungkap Pemerintah Siapkan Aturan Pengadaan Vaksin Covid-19 Agar Tepat Sasaran

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto mengatakan, pengadaan vaksin menjadi prioritas pemerintah

Penulis: Nuryanti
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto mengatakan, pengadaan vaksin menjadi prioritas pemerintah.

Sebab, vaksin bisa menghentikan pandemi Covid-19 dan membantu kepercayaan publik untuk pemulihan ekonomi.

"Dua hal ini bisa diselesaikan dengan imunisasi," ujar Airlangga, dikutip dari Covid19.go.id, Kamis (22/10/2020).

Ia menyebut, pemerintah menyiapkan seluruh akses guna mempercepat pengadaan vaksin di tengah masyarakat.

Salah satunya dengan mengeluarkan peraturan presiden (Perpres) terkait pembelian vaksin dan sekarang disiapkan peraturan menteri kesehatan (Permenkes).

“Metode pembeliannya perlu dibuatkan regulasi agar tepat sasaran, tepat jumlah."

"Dan bisa mengakses pada kelompok prioritas untuk mendapatkannya di akhir tahun 2020 ini," jelasnya.

Baca juga: Perlu Komunikasi yang Tepat untuk Hindari Keraguan Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19

Baca juga: Presiden Brasil Tolak Vaksin Covid-19 dari China: Orang Brasil Tak Akan Jadi Babi Guinea Siapapun

Baca juga: Fadli Zon: Vaksin Covid-19 Memang Bisnis Besar, Jangan Sampai Rakyat Jadi Kelinci Percobaan

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Capture YouTube Sekretariat Presiden)

Airlangga menambahkan, pemerintah menempuh dua jalur dalam pengadaan vaksin tersebut.

Pertama jalur mandiri melalui pengembangan Virus Merah Putih yang dalam pengembangannya siap masuk ke produksi pada akhir 2021.

Yang kedua adalah jalur kerja sama internasional.

Bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan farmasi kelas dunia seperti Sinovac, Sinopharm, Cansino, dan Astra Zeneca yang dikembangkan Oxford University, Inggris.

Sebagai contoh, vaksin Covid-19 dari Sinovac sebanyak tiga juta dosis yang diharapkan masuk ke Indonesia pada akhir 2020.

Selain itu, Sinovac juga akan mengirimkan 15 juta vaksin dalam bentuk bahan baku di akhir tahun.

Bahan baku tersebut akan diproduksi di Bio Farma.

Baca juga: Pemerintah Kedepankan Aspek Kehati-hatian dalam Proses Pengadaan Vaksin Covid-19

Baca juga: Bertambah Jadi 13 Warga Korea Selatan Meninggal Setelah Dapat Suntikan Vaksin Flu

Baca juga: Dokter Penyakit Dalam Minta Pemerintah Tunggu Hasil Vaksin Covid-19 Lolos Uji Klinik

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Terkait prioritas yang mendapatkan vaksin, berdasarkan studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemberian vaksin tahap pertama diberikan pada garda terdepan.

Yaitu mereka yang bergerak di bidang kesehatan, seperti dokter dan perawat, dan aparat penegak hukum sebagai penunjangnya.

“Pemerintah sedang menyiapkan road map dan master plan."

"Kami akan melaporkan ke Bapak Presiden yang nantinya akan memutuskan siapa yang didahulukan," kata Airlangga.

Baca juga: 10 Hal yang Harus Dilakukan Pemilik Kucing Peliharaan, Pemberian Vaksin Menjadi Prioritas Utama

Baca juga: Susul PDPI, Ikatan Dokter Indonesia Surati Menkes Tentukan 5 Sikap Soal Vaksin Covid-19

Baca juga: Seorang Sukarelawan Uji Klinis Vaksin AstraZeneca di Brasil Meninggal

Sementara itu, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengatakan, dari awal memang keberadaan laboratorium terbatas dengan petugas yang sedikit.

Beberapa laboratorium masih menggunakan teknologi lama, bahkan laboratorium yang diprioritaskan itu untuk penyakit TBC.

Namun sekarang ini, berkat kerja keras Satgas Penanganan Covid-19 bersama lembaga lainnya, jumlah laboratorium untuk pemeriksaan Covid-19 terus berkembang.

"Jumlah laboratorium untuk pemeriksaan Covid-19 sekarang sudah ada 374 laboratorium dan bakal ada penambahan tiga laboratorium lagi dalam waktu dekat ini."

"Secara umum jumlah laboratorium sudah memadai, Namun petugas laboratorium yang masih terbatas," ungkap Doni.

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo (Tangkap layar channel YouTube BNPB Indonesia)

Ia menyebut, semakin bertambahnya laboratorium ini membuat rata-rata harian pemeriksaan spesimen di atas 40 ribu per hari, bahkan pernah mencapai 50 ribu per hari.

Sementara, untuk pemeriksaan rata-rata sudah 270 ribu spesimen, namun kadang satu orang itu lebih dari satu.

Sehingga, kemampuan rata-rata sekira 33 ribu orang per hari.

"Artinya ini peningkatan luar biasa. Saat awal melakukan pemeriksaan hanya belasan persen dari ketetapan WHO."

"Sekarang sudah 82,51 persen, sebuah angka yang cukup membanggakan," kata Doni.

Baca juga: Dukung Vaksin Covid-19, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Minta Pemerintah Jamin Keamanan

Baca juga: Relawan Vaksin Covid-19 di Brasil Meninggal Dunia, Penyebab Belum Diketahui

Baca juga: Epidemiolog: Belum Ada Fakta Ilmiah Dalam Jurnal Vaksin Covid-19 Telah Selesai Uji Klinik Fase III

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan