BMKG Usulkan Gladi Evakuasi untuk Latih Masyarakat Hadapi Bencana
Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan peringatan
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan peringatan dini sangat penting dalam menghadapi bencana.
Menurut Dwikorita, kesigapan masyarakat dalam menghadapi perlu dilatih sebelum terjadinya bencana.
"Jadi tantangan saat ini kami bersama BNPB, juga LIPI, perguruan tinggi sedang menggalakkan agar masyarakat itu lebih siap dalam menerima peringatan dini," ujar Dwikorita dalam webinar Denpasar 12 'Waspada Bencana Nasional di Tengah Pandemi', Rabu (21/10/2020).
Dirinya menyarankan agar pemerintah daerah melakukan gladi evaluasi dengan melibatkan masyarakat.
Baca juga: Antisipasi Bencana Banjir, Pemprov DKI Siagakan 280 Perahu Karet
Baca juga: Penanggulangan dan Mitigasi Bencana Wajib Menerapkan Protokol Kesehatan
Baca juga: Satgas Covid-19 Minta Protokol Kesehatan Tetap Diterapkan dalam Penanggulangan Bencana
Menurutnya, kegiatan ini sangat dibutuhkan untuk melatih masyarakat melakukan evakasi saat bencana melanda. Gladi evakuasi dibutuhkan agar masyarakat mengetahui tata cara menyelamatkan diri.
"Mari bersama-sama kita lakukan gladi evakuasi, latihan, siapkan zona aman di mana? Tempat evakuasi di mana, jalurnya di mana. Masyarakat harus sering berlatih agar terampil saat terjadi gempa bisa menyelamatkan diri sendiri," ucap Dwikorita.
Dwikorita menyontohkan kegiatan antisipasi yang dilakukan di negara Jepang. Dirinya mengungkapkan masyarakat Jepang banyak yang selamat dari bencana karena warganya sudah terlatih dalam menyelamatkan diri.
Selain itu, Dwikorita juga menyarankan agar masyarakat tidak tinggal di wilayah yang rentan terjadi bencana. Menurutnya, tata ruang wilayah wajib diperhatikan untuk menghindari zona yang rentan bencana.
"Jadi sebaiknya kita mencegah bencana dengan beradaptasi, mengalah. Bencana itu zonanya bisa kita tetapkan, bisa kita prediksi. sehingga tata ruang itu sebaiknya diatur mengikuti zona-zona yang relatif aman terhadap bencana," pungkas Dwikorita.