Cerita Jamaah Umrah Perdana Indonesia di Masa Pandemi, Merasakan 3 Jam yang Sejuk di Makkah
Eko yang seharusnya berangkat April lalu ini mengatakan, selama masa karantina, semua kebutuhan termasuk makanan jamaah disiapkan dengan sangat baik
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Eko D.Tanoko jamaah umrah Indonesia di masa pandemi Covid-19 berbagi cerita tentang perjalanannya umrah di masa spesial ini.
Diawali dengan persiapan yang sangat singkat, pria yang berdomisili di Depok, Jawa Barat ini, harus melakukan tes swab virus corona beberapa jam sebelum keberangkatan.
Lantaran, hasil tes swab belum keluar, ia harus tertinggal dari rombongan perdana atau 1 November dan berangkat pada kloter dua (8 November lalu).
"Saya dapat kabar terbang itu jadi pagi jam 10.45 besok (Minggu) ya jadilah saya mempersiapkan segala sesuatu hanya dalam tempo satu jam. Sekitar 89 jamaah pertama itu tertinggal," kata dia dalam diskusi virtual, Rabu (18/11/2020).
Eko menerangkan, selama 9 hari di Makkah para jamaah menghabiskan waktunya mayoritas di dalam kamar hotel.
Jamaah hanya diberi kesempatan melaksanakan prosesi umrah selama 3 jam.
"Hanya bisa merasakan umrahnya saja, saya dapat 9 hari dan untuk prosesi umrahnya itu 1 hari ya hanya 3 jam di hari Jumat . Di hotel saja tidak sempat sama sekali kemana-mana tapi masih diberikan kesempatan untuk ibadah ke tanah suci di tengah pandemi ini," ungkapnya.
Baca juga: Update: Tiga Jemaah Umrah Positif Covid-19 Telah Kembali ke Indonesia, Begini Kondisinya
Meski hanya diberikan waktu 3 jam berada di luar hotel, untuk umrah, ia tetap merasa bersyukur, lantaran dapat merasakan suasana Makkah yang sangat sepi dan sejuk.
Baca juga: Kecanduan Makanan Manis Sulit Dihentikan, Apa Sebabnya?
"Kondisi di sana sepi dan menikmati sekali, waktu itu saya umrah pas waktu malam Maghrib jadi udaranya sejuk sekali," ungkap Eko.
Saat menjalani proses ibadah umrah, semua jamaah diawasi dan dipantau oleh petugas umrah.
Eko yang pergi umrah bersama istrinya ini mengatakan, sejak awal keberangkatan protokol kesehatan telah diterapkan ketat, di mana saat dalam pesawat semua penumpang harus jaga jarak.
"Dan syarat keberangkatan ini pesawat hanya boleh dari Maskapai Saudi Airlines," ujar dia.
Sebelum keberangkatan, ia dan rombongan jamaah umrah lain juga diharuskan mengisi lembaran biodata dan riwayat kesehatan dari otoritas Arab Saudi.
Sesampainya, di Jeddah semua jamaah langsung ke hotel untuk di karantina selama tiga hari.