Penanganan Covid
Menag Tegaskan Vaksin Sinovac Halal, Suci, dan Bebas dari Unsur Babi
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut menegaskan vaksin Covid-19 Sinovac sudah dinyatakan halal dan suci oleh MUI.
Penulis:
Taufik Ismail
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut menegaskan vaksin Covid-19 Sinovac sudah dinyatakan halal dan suci oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Vaksin tidak mengandung unsur babi yang haram hukumnya bagi umat Islam.
"Saya ingin juga menyampaikan bahwa sudah ada fatwa halal dan suci dari Majelis Ulama Indonesia dalam hal ini sudah disampaikan oleh komisi fatwa MUI yang hasilnya kurang lebih begini yang pertama vaksin yang tidak memanfaatkan intifaq atau intifaq babi atau bahan yang tercemar babi dan turunannya," kata Gus Yaqut saat menyambut kedatangan Vaksin Covid-19 Sinovac di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jakarta, Selasa, (12/1/2021).
Baca juga: Raja Malaysia Umumkan Keadaan Darurat untuk Kendalikan Penyebaran Covid-19
Selain tidak mengandung unsur babi dan turunannya, vaksin Covid-19 buatan Sinovac juga tidak memanfaatkan bagian tubuh manusia atau jus minal insan.
"Yang ketiga bersentuhan dengan najis mutawasitah sehingga dihukumi mutanajis tetapi sudah dilakukan penyucian secara syari atau tothir syari," katanya.
Baca juga: Total 2.766 WNI Terkonfirmasi Covid-19 di Luar Negeri, 1.934 Sudah Sembuh
Vaksin Covid-19 Sinovac yang tiba di Indonesia juga menurut Menag menggunakan fasilitas produksi yang suci dan hanya digunakan untuk produk vaksin Covid-19.
Karena itu Menag meminta umat muslim tidak khawatir dengan kehalalan vaksin Covid-19.
Dengan penjelasan tersebut menurut Menag vaksin Sinovac, boleh digunakan untuk seluruh umat Islam selama terjamin keamanannya menurut ahli yang kredibel dan kompeten.
"Kepada seluruh umat beragama warga negara Republik Indonesia, warga bangsa ini, saya mengingatkan bahwa semua agama tanpa terkecuali mengajarkan kita untuk saling melindungi, mengajarkan kita untuk saling melindungi satu diantara yang lain dan vaksinasi ini bagian dari upaya untuk menjalankan ajaran agama tersebut," ujarnya.
15 juta bulk vaksin Sinovac diolah di Bio Farma
Indonesia kembali mendatangkan vaksin virus corona (Covid-19) 'Sinovac' pada batch 3 di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Banten, Selasa (12/1/2021).
Kali ini, ada 15 juta bulk vaksin yang didatangkan dari perusahaan bioteknologi asal China, Sinovac Biotech Ltd.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan pihaknya baru saja melakukan peninjauan proses bongkar (unloading) belasan juta bulk vaksin itu.
Baca juga: Vaksin Sinovac, Harapan Baru Selamatkan Indonesia
Dalam kegiatan itu, hadir pula Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.
"Baru saja kami bersama bapak Menteri Agama dan Dirut Garuda meninjau proses unloading vaksin Sinovac yang baru saja tiba di tanah air dengan jumlah 15 juta dosis," ujar Doni, pada kesempatan tersebut.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Aman dan Halal, Menteri Agama: Jangan Ragu Ikut Vaksinasi
Bulk vaksin ini akan diolah oleh PT Bio Farma (Persero) menjadi vaksin siap guna.
Ini untuk menambah jumlah vaksin yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat.
"Tentunya kita harus bersukur, karena untuk tahap 3 ini, pemerintah telah mendatangkan vaksin untuk menambah jumlah vaksin yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat," jelas Doni.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan Indonesia juga tengah menunggu kedatangan 15 juta dosis bulk vaksin virus corona (Covid-19) 'Sinovac' asal China.
"Dalam waktu dekat diharapkan 15 juta dosis bulk vaksin dari Sinovac," ujar Retno, dalam keterangan pers yang disampaikan melalui Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (31/12/2020).
Bulk vaksin ini, kata Retno, nantinya akan dipercayakan kepada perusahaan farmasi pelat merah PT Bio Farma (Persero) untuk pengolahannya, sebelum didistribusikan pada masyarakat.

"Yang kemudian akan dimanufaktur oleh Bio Farma akan juga di tiba di Indonesia," jelas Retno.
Perlu diketahui, bulk vaksin merupakan bahan baku yang akan diolah menjadi vaksin siap guna.
Selain akan mendatangkan bulk vaksin, saat ini Indonesia telah memiliki total 3 juta dosis vaksin yang diimpor dari Sinovac China.
Rinciannya adalah 1,2 juta dosis diimpor pada 6 Desember 2020, dan 1,8 juta dosis tiba pada hari ini, Kamis, 31 Desember 2020.
Terkait proses penyimpanan 1,8 juta vaksin yang baru saja tiba, Bio Farma akan menjadi perusahaan farmasi yang ditunjuk untuk menyimpan vaksin ini dengan standarisasi penyimpanan yang telah disesuaikan dengan standard Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
"Untuk selanjutnya vaksin ini akan dikirim ke Bio Farma Bandung untuk penyimpanan sesuai dengan protokol penyimpanan vaksin secara aman, sesuai dengan standard WHO," kata Retno.