Minggu, 28 September 2025

KSP Sebut Pemulihan Ekonomi Indonesia Bergerak Positif, Tapi . . .

Panutan memaparkan, berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia pada Desember 2020, IKK bergerak ke level 96,5 dari posisi November 2020 pada level 92,

Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pengendara bermotor antre membeli buah rambutan yang dijual di Jalan Bojongsayang, Desa Cangkuang Kulon, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Minggu (31/1/2021). Pedagang rambutan yang berjualan menggunakan mobil bak terbuka ini setiap hari ramai diburu pembeli. Setiap hari bisa terjual satu mobil buah rambutan yang berisi sekitar lebih kurang 2.400 ikat, bahkan seriap Sabtu dan Minggu bisa menjual hingga dua mobil. Buah rambutan yang berasal kawasan Subang itu dijual dengan harga pergedengnya Rp 10.000 (satu gedeng dua ikat). (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi III Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden (KSP) Panutan S Sulendrakusuma mengatakan, meski masih terdampak pandemi Covid-19, ekonomi Indonesia terus berangsur pulih. 

Terlihat dari beberapa indikator mulai dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), indeks manufaktur, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), neraca perdagangan, hingga pelaksanaan vaksinasi. 

“Indikator-indikator tersebut menunjukkan pemulihan ekonomi mulai bergerak positif,” kata Panutan S. Sulendrakusuma dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin (1/2/2021).

Secara rinci, Panutan memaparkan, berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia pada Desember 2020, IKK bergerak ke level 96,5 dari posisi November 2020 pada level 92,0. 

Peningkatan IKK ini mengindikasikan bahwa konsumen optimistis terhadap pemulihan ekonomi

Dari hasil survei Bank Indonesia, Panutan menjelaskan, penguatan tersebut terlihat baik di kategori pengeluaran dan tingkat pendidikan. 

Baca juga: Pemerintah Gandeng Swasta Pulihkan Industri Perikanan dari Pandemi Covid

Data ini diperoleh setelah melakukan survei di 14 kota di Indonesia dan menunjukkan bahwa Bandar Lampung, DKI Jakarta dan Denpasar menduduki posisi tertinggi pada IKK. 

“Naiknya IKK pada kota-kota tersebut didukung oleh menguatnya ekspektasi masyarakat terhadap pemulihan ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja,” tambah Panutan.

Begitu juga dengan indeks manufaktur atau Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur. 

Pada Desember 2020, PMI Manufaktur yang berada pada level 51,3 bergerak positif menjadi 52 pada Januari 2021. 

Menurut Panutan, naiknya PMI Manufaktur ini mengindikasikan bahwa terdapat aktivitas yang manufaktur yang lebih ekspansif. Kondisi ini juga menunjukkan naiknya permintaan yang akhirnya juga berpengaruh pada naiknya aktivitas produksi.  

“Secara nasional ini merupakan berita yang sangat bangus, mengingat sektor manufaktur berkontribusi 21 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 2019,” ungkapnya.

Di sisi lain, penyaluran KUR juga tumbuh positif. Panutan memaparkan, penyaluran dana KUR sudah mencapai 100 persen atau setara dengan Rp190 triliun pada 2020. Menurut Panutan, penyaluran KUR ini tergolong sukses, sehingga bisa membangkitkan aktivitas perekonomian masyarakat dan mendongkrak daya beli. 

“Terutama dari sektor pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menguasai lapangan pekerjaan dan berkontribusi besar terhadap perekonomian,” jelas Panutan.

Sementara itu, Panutan juga mengungkapkan, neraca perdagangan mencatat surplus sebesar US$21,74 miliar. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan