Cap Go Meh
Apa Itu Perayaan Cap Go Meh? Dirayakan setelah Tahun Baru Imlek, Ini Asal Mulanya
Setelah perayaan Tahun Baru Imlek, akan dirayakan berupa Cap Go Meh. Apa itu Cap Go Meh? Berikut penjelasan dan asal mulanya.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Daryono
Lentera tersebut akan diterbangkan sebagai simbol melepas nasib buruk di masa lalu, dan menyambut nasib baik di masa depan.
Baca juga: Libur Tahun Baru Imlek 2021 Lancar, Aktivis Milenial Bilang Begini
Baca juga: Panggung Barongsai Bikin Kerumunan saat Imlek, Pantjoran PIK Langsung Disegel
Maka dari itu, setiap perayaan Cap Go Meh, dapat ditemui banyak sekali hiasan lentera merah.
Kadang-kadang, terdapat tempat perayaan Cap Go Meh yang melepaskan lentera bersama-sama.
Berakhirnya Larangan-larangan Imlek
Dalam kepercayaan orang Tionghoa, ada beberapa hal yang dilarang untuk dilakukan selama Tahun Baru Imlek.
Beberapa hal yang dilarang ini dipercaya bisa menghilangkan keberuntungan atau membawa nasib buruk, seperti membersihkan atau menyapu rumah saat tahun baru Imlek, memotong rambut, dan yang lainnya.
Saat Cap Go Meh, larangan untuk hal-hal di atas akan berakhir. Ini karena Cap Go Meh merupakan penanda berakhirnya perayaan Imlek.
Hidangan Khas Cap Go Meh

Pada perayaan Cap Go Meh, terdapat hidangan khas yang selalu ada, yaitu lontong Cap Go Meh.
Masih dikutip dari Bobo, lontong Cap Go Meh merupakan masakan peranakan, yang berasal dari masakan China dan Jawa.
Menurut pemerhati budaya Tionghoa, Agni Malagina, lontong Cap Go Meh ini ditemukan di sekitar wilayah pesisir Jawa.
Saat ini, lontong Cap Go Meh juga bisa dinikmati sepanjang tahun, karena ada banyak restoran yang menyajikannya.
Ada beberapa sejarah tentang bagaimana kisah awal lontong Cap Go Meh ini.
Yang pertama, ada yang mengisahkan jika imigran Tiongkok pada abad ke-14 di Indonesia, menikah dengan perempuan Jawa.
Dari pernikahan Tiongkok-Jawa inilah yang membuat terciptanya budaya Peranakan Tionghoa-Jawa.
Nah, di Tiongkok, orang-orang merayakan Tahun Baru Imlek dengan hidangan kue beras atau yuan xiao.
Kue beras inipun digantikan dengan lontong, yang juga dibuat dari beras dan disajikan dengan masakan Jawa.
(Tribunnews.com/Whiesa) (Bobo/Avisena Ashari)