Virus Corona
FAKTA Mutasi Virus Corona B117 dari Inggris yang Sudah Masuk ke Indonesia, Benarkah Lebih Menular?
Simak fakta-fakta mutasi baru virus corona B117 dari Inggris yang sudah masuk ke Indonesia. Ini penjelasan lengkapnya.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
Tiara Shelavie
Termasuk di Indonesia yang baru mengumumkan adanya varian baru Covid-19 dari Inggris pada Selasa (2/3/2021).
2. Dianggap 70 Persen Lebih Menular
Para ahli memperkirakan mutasi baru dari Inggris ini lebih mudah ditularkan daripada jenis virus yang lebih umum.
Data awal menunjukkan, jenis mutasi ini memungkinkan virus corona lebih cepat menular 30-70 persen daripada mutasi sebelumnya.
Bahkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) juga telah memperkirakan, mutasi ini dapat menjadi sumber infeksi dominan di Amerika Serikat pada Maret 2021.
Ahli mengungkap, strain baru dalam virus ini tampak menempel pada sel tubuh manusia dengan lebih efisien.
Baca juga: Ada Temuan Mutasi Corona Baru B117 di Indonesia, IDI Ingatkan Jangan Kendor Protokol Kesehatan 3M
Baca juga: Soal Temuan Mutasi Baru Corona B117, Perlu Riset Bagaimana Efikasi Vaksin Terhadap Strain Ini
Artinya, virus corona lebih cepat menular kepada mereka yang berada dalam satu ruangan, meski jumlah virus yang ditularkan sedikit.
Bahkan, orang yang terinfeksi mutasi baru ini juga dapat menularkan virus dalam jumlah yang lebih besar, yang meningkatkan risiko kepada orang di sekitarnya.
"Mekanisme pasti dimana (virus) itu lebih dapat ditularkan tidak sepenuhnya diketahui," kata Nathan D. Grubaugh, asisten profesor dan ahli epidemiologi di Universitas Yale.
"Mungkin saja saat Anda terinfeksi, Anda menghembuskan virus yang lebih menular," tambahnya, dikutip dari NYtimes.
3. Pengaruh Vaksin pada Mutasi Virus Baru
Masih dari NYtimes, penilaian kolektif para ahli menyebutkan, vaksin akan tetap efektif melawan mutasi ini.
Hal itu karena inokulasi dalam vaksin memicu serangkaian antibodi penetral dan respons sistem kekebalan lainnya.
Perusahaan bioteknologi Pfizer, Moderna dan Novavax juga mengatakan vaksin mereka tampaknya bekerja melawan varian ini.

Namun, Ravindra Gupta, profesor mikrobiologi klinis di University of Cambridge menemukan, dalam sebuah penelitian terhadap orang dewasa yang lebih tua, respon imun yang dipicu oleh vaksin Pfizer kurang efektif terhadap varian yang pertama kali diidentifikasi di Inggris ini.