Bom di Makassar
Apa Itu Bom Bunuh Diri? Ini Alasan Berkembangnya Penggunaan Bom Bunuh Diri
Simak pembahasan mengenai apa itu bom bunuh diri, alasan berkembangnya penggunaan bom bunuh diri dan cara menghadapi bom bunuh diri.
Penulis:
Lanny Latifah
Editor:
Whiesa Daniswara
Unsur tertentu yang dimaksud adalah hasil dari mengubah kehidupan sehari-hari menjadi senjata.
Misalnya, pelaku bom bunuh diri sering kali memakai bahan peledak di balik pakaian, membawanya di ransel, atau bahkan menyembunyikannya di rangka sepeda.
Tak hanya itu saja, untuk menimbulkan kerusakan yang lebih besar, pelaku bom bunuh diri bisa juga mengendarai kendaraan yang penuh dengan bahan peledak.
Baca juga: Kapolri Perintahkan Kepala Densus 88 Berangkat ke Makassar Sikapi Aksi Bom Bunuh Diri
Baca juga: Kronologi Ledakan di Gereja Katedral Makassar, Pastor : Peristiwa Terjadi Setelah Ibadah Kedua
Penggunaan bom bunuh diri berkembang karena tiga alasan utama, yakni:
- Pertama, bom bunuh diri hampir tidak mungkin dicegah oleh pasukan keamanan.
Pembom seperti tiga generasi kedua warga Inggris-Pakistan dan satu imigran muda dari Jamaika, yang menewaskan 52 orang dalam pemboman London tahun 2005, hampir tak terhentikan begitu mereka berkomitmen untuk mati dan membunuh orang lain.
- Kedua, bom bunuh diri menghasilkan publisitas.
Perhatian media bagaikan oksigen bagi teroris.
Bom bunuh diri merupakan topik berita yang sangat besar.
Hal tersebut dikarenakan kesediaan para pembom untuk mati karena suatu alasan dan kerusakan mengejutkan yang ditimbulkan tanpa pandang bulu terhadap target.
- Ketiga, bom bunuh diri yang berhasil membutuhkan sedikit keahlian dan sedikit sumber daya, selain bom dan seseorang yang mau membawanya.
Oleh karena itu, bagi kelompok yang bertekad untuk menyebarkan teror, bom bunuh diri jauh lebih hemat biaya daripada taktik lain seperti penyanderaan, yang lebih membutuhkan sumber daya, perencanaan, dan pelatihan.
Bom bunuh diri sebagai senjata strategis
Kelompok militan menggunakan bom bunuh diri tidak hanya untuk alasan praktis, tetapi juga untuk tujuan strategis yang lebih luas.
Ilmuwan politik Kanada, Mia Bloom, mencatat bahwa bom bunuh diri sering menjadi bagian dari persaingan antar kelompok untuk mendapatkan legitimasi.