Sabtu, 1 November 2025

Hari Film Nasional

Hari Film Nasional Diperingati Pada Tanggal 30 Maret, Ini 4 Rekomendasi Film Terbaru Indonesia

Hari Film Nasional diperingati setiap 30 Maret, hal tersebut ditetapkan pada konferensi kerja Dewan Film Indonesia, berikut penjelasan lengkapnya.

Editor: Arif Fajar Nasucha
ILUSTRASI - SURYA.CO.ID
Ilustrasi - Hari Film Nasional diperingati setiap 30 Maret, hal tersebut ditetapkan pada konferensi kerja Dewan Film Indonesia, berikut penjelasan lengkapnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Hari ini (30/3/2021) diperingati sebagai Hari Film Nasional 2021.

Tidak ada salahnya untuk menyimak empat rekomendasi film terbaru Indonesia saat ini.

Sebelum itu, diketahui Hari Film Nasional ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam Keputusan Presiden (KEPPRES) Nomor 25 Tahun 1999.

Dikutip dari peraturan.bpk.go.id, keputusan presiden ini ditetapkan sejak tanggal 29 Maret 1999.

Tanggal tersebut ditetapkan karena disamakan dengan waktu pertama kali film Indonesia dibuat oleh sutradara dan perusahaan dari Indonesia.

Baca juga: Ragu Nonton Bioskop Saat Pandemi? Sandiaga Uno: Film yang Tayang di Platform Bisa Jadi Solusi

Baca juga: Film Indonesia Kini Terkena Badai Pandemi, Riri Riza Ingat Masa Kelam Bertahan Zaman Reformasi

sebelumnya keputusan dibuat pada konferensi kerja Dewan Film Indonesia dengan organisasi perfilman pada 11 Oktober 1962.

Pada keputusan itu ditetapkanlah hari shooting pertama dalam pembuatan film nasional yang pertama The Long March sebagai Hari Film Indonesia.

Mulai saat itu, tanggal 30 Maret ditetapkan sebagai Hari Film Nasional.

Usmar Ismail (Perfini) dan Djamaludin Malik (Persari) juga diangkat sebagai Bapak Perfilman Nasional.

Dikutip dari hai.grid.id,  film Darah & Doa menjadi film pertama yang dibuat oleh sutradara orang Indonesia pada tahun 1950-an.

Dikutip dari bobo.grid.id, film Darah & Doa menceritakan tentang perjalanan prajurit divisi Siliwangi untuk kembali dari Yogyakarta ke Jawa Barat.

Pada masa itulah bioskop di Indonesia mulai berkembang di berbagai daerah.

Selain itu, dibangun pula bioskop bernama Metropole, menjadi bioskop terbesar pada saat itu.

Bioskop di Indonesia pada tahun 1964, mencapai 700 bangunan.

Tetapi pada tahun 1965 jumlah bioskop di Indonesia menurun drastis hingga setengahnya, menjadi 350 bioskop.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved