Apa itu Tanaman Porang? Berikut Jenis, Ciri-ciri, Kandungan Gizi, Manfaat, hingga Cara Budidayanya
Rangkuman seluk-beluk tanaman porang yang sedang ramai diperbincangkan, selain mudah dibudidyakan tanamapan porang juga punya nilai jual cukup tingi
TRIBUNNEWS.COM - Tanaman porang memiliki nama latin sebagai Amorphophallus oncophyllus.
Porang ramai diperbincangkan karena Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengekspor porang sebanyak 60 ton atau setara Rp 1,2 milyar ke negeri Tiongkok.
Dikutip dari laman resmi litbang.pertanian.go.id, peminat porang tidak hanya Tiongkok, melainkan 10 negara lain.
Negara peminat porang tersebut antara lain Jepang, Vietnam, Thailand, Hongkong, Malaysia, Korea Selatan, New Zealand, Italia dan Pakistan.
Kandungan dan Manfaat Porang
Tanaman porang mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan serat pangan.
Karbohidrat merupakan komponen penting pada porang, yang terdiri atas pati, glukomannan, serat kasar, dan gula reduksi.
Kandungan glukomannan yang relatif tinggi merupakan ciri spesifik dari tanaman porang.
Glukomannan pada tanaman porang dapat dimanfaatkan pada berbagai industri pangan.
Produk industri pangan dari olahan porang antara lain konnyaku, shirataki (berbentuk mie), hingga sebagai bahan campuran/tambahan pada berbagai produk kue, roti, es krim, permen, jeli, selai, dan bahan pengental pada produk sirup dan sari buah.
Baca juga: Mentan Syahrul: Porang Adalah Komoditas Mahkota
Baca juga: Megawati Sedih Porang Ditanam di Indonesia, Tapi Jepang Yang Untung dari Beras Shirataki
Selain itu glukomannan pada tanaman porang dapat dimanfaatkan pada industri kimia dan farmasi.
Diantara lain sebagai bahan untu bahan pengisi dan pengikat tablet, bahan pelapis (coating dan edible film), bahan perekat (lem, cat tembok), pelapis kedap air, penguat tenunan dalam industri tekstil, media pertumbuhan mikrobia, dan bahan pembuatan kertas yang tipis, lemas, dan tahan air.
Jenis Tanaman Porang
Terdapat dua jenis tanaman porang di Indonesia jika dilihat dari warna kulitnya.
Setiap warna pada kulit porang memiliki kandungan glukomannan yang berbeda-beda.
Porang dengan warna kuning (A. oncophyllus) mengandung glukomannan sekitar 55% dalam basis kering, sementara porang dengan warna putih (A. variabilis) sedikit di bawahnya, yakni 44%.
Dalam buku yang ditebitkan Kementerian Pertaniaan berjudul "Tanaman Porang: Pengenalan, Budidaya, dan Pemanfaatanya", disebutkan porang belum secara luas dibudidayakan.
Petani umumnya hanya mengambil serta memanfaatkan porang yang tumbuh liar di hutan, di tegalan di bawah rumpun bambu, di sepanjang bantaran sungai dan lereng-lereng gunung.
Sifat porang yang toleran terhadap naungan, memungkinkan tanaman ini dibudidayakan di lahan hutan industri di bawah tegakan pohon jati, sonokeling, mahoni ataupun sengon.
Baca juga: Ekspor Melejit, Komisi IV DPR RI Dukung Kementan Kembangkan Porang
Baca juga: Harga Biji Bunganya Selangit, Tanaman Porang Jadi Harapan Warga Cikatomas di Masa Pandemi
Ciri-ciri Tanaman Porang
1. Batang porang
Memiliki batang yang tumbuh tegak, lunak, halus berwarna hijau atau hitam dengan belang-belang putih tumbuh di atas ubi yang berada di dalam tanah.
Batang tersebut sebetulnya merupakan batang tunggal dan semu, berdiameter 5-50 mm tergantung umur/periode tumbuh tanaman, memecah menjadi tiga batang sekunder dan selanjutnya akan memecah lagi menjadi tangkai daun.
Pada saat memasuki musim kemarau, batang porang mulai layu dan rebah ke tanah sebagai gejala awal dormansi, kemudian pada saat musim hujan akan tumbuh kembali.
Tergantung tingkat kesuburan lahan dan iklimnya, tinggi tanaman porang dapat mencapai 1,5 meter.
2. Daun porang
Daun porang termasuk daun majemuk dan terbagi menjadi beberapa helaian daun (menjari), berwarna hijau muda sampai hijau tua.
Anak helaian daun porang berbentuk ellip dengan ujung daun runcing, permukaan daun halus bergelombang.
Warna tepi daun bervariasi mulai ungu muda (pada daun muda), hijau (pada daun umur sedang), dan kuning (pada daun tua).
Pada pertumbuhan yang normal, setiap batang tanaman terdapat 4 daun majemuk dan setiap daun majemuk terdapat sekitar 10 helai daun.
Lebar kanopi daun porang dapat mencapai 25-150 cm, tergantung umur tanaman.
3. Bulbil/katak.
Pada setiap pertemuan batang sekunder dan ketiak daun akan tumbuh bintil berbentuk bulat simetris, berdiameter 10-45 mm yang disebut bulbil/katak yaitu umbi generatif yang dapat digunakan sebagai bibit.
Besar kecilnya bulbil tergantung umur tanaman.
Bagian luar bulbil berwarna kuning kecoklatan sedangkan bagian dalamnya berwarna kuning hingga kuning kecoklatan.
4. Umbi porang
Umbi pada porang merupakan umbi tunggal karena setiap satu pohon porang hanya menghasilkan satu umbi.
Diameter umbi porang bisa mencapai 28 cm dengan berat 3 kg, permukaan luar umbi berwarna coklat tua dan bagian dalam berwarna kuning-kuning kecoklatan.
Bentuk bulat agak lonjong, berserabut akar.
Bobot umbi beragam antara 50-200 g pada satu periode tumbuh, 250-1.350 g pada dua periode tumbuh, dan 450-3.350 g pada tiga periode tumbuh.
5. Bunga
Bunga tanaman porang akan tumbuh pada saat musim hujan dari umbi yang tidak mengalami tumbuh daun (flush).
Bunga tersusun atas seludang bunga, putik, dan benangsari.
Seludang bunga bentuk agak bulat, agak tegak, tinggi 20-28 cm, bagian bawah berwarna hijau keunguan dengan bercak putih, bagian atas berwarna jingga berbercak putih. Putik berwarna merah hati (maron).
Benang sari terletak di atas putik, terdiri atas benangsari fertil (di bawah) dan benangsari steril (di atas).
6. Biji atau buah
Buah atau biji pada porang termasuk buah berdaging dan majemuk, berwarna hijau muda pada waktu muda, berubah menjadi kuning kehijauan pada waktu mulai tua dan orange-merah pada saat tua (masak).
Bentuk tandan buah lonjong meruncing ke pangkal, tinggi 10-22 cm.
Setiap tandan mempunyai buah 100-450 biji (rata-rata 300 biji), bentuk oval.
Setiap buahnya mengandung 2 biji.
7. Akar.
Tanaman porang hanya mempunyai akar primer yang tumbuh dari bagian pangkal batang dan sebagian tumbuh menyelimuti umbi.
Pada umumnya sebelum bibit tumbuh daun, didahului dengan pertumbuhan akar yang cepat dalam waktu 7-14 hari kemudian tumbuh tunas baru.
Jadi tanaman porang tidak mempunyai akar tunggang.
Cara Budidaya Porang
Tanaman porang sangat baik bila ditanam pada musim hujan.
Langkah menanam porang sebagai berikut:
a. Masukkan bibit porang yang telah disiapkan ke dalam lubang tanaman yang sudah disiapkan.
b. Berikan pupuk pupuk dasar sebelum umbi porang ditanam menggunakan pupuk bokashi/kompos 0,5 kg/lubang dicampur dengan top soil.
Sementara untuk bibit katak, gunakan pupuk bokashi/kompos dicampurkan dengan tanah sekitar.
c. Perlu diperhatikan bahwa letak bakal tunas tanaman porang harus menghadap ke atas.
Kemudian pada setiap lubang tanah yang telah disiapkan tersebut harus diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam antara 1 x 1 meter.
Setelah selesai tutup kembali lubang dengan tanah setebal 3 sentimeter.
(Tribunnews.com/Triyo)