Sabtu, 13 September 2025

Gelombang Curi Start Mudik Perlu Diwaspadai

Rahmad mengingatkan pandemi setiap saat bisa meledak jika masyarakat lengah dan abai terhadap ketentuan pemerintah

Editor: Eko Sutriyanto
Kompas Tv https://www.youtube.com/watch?v=u8CZ49jSsC0
Perusahaan otobus akan menaikan harga tiket lebih awal 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi mencuri start mudik lebaran sebelum tanggal 6 Mei 2021 harus diwaspadai.

Hal tersebut dianggap bisa mengancam pertahanan kesehatan dan bukan tidak mungkin bakal mengarah seperti kejadian di India dimana kasus positif covid-19 meroket.

"Harus diwaspadai potensi mudik di luar ketentuan resmi, karena akan mengancam pertahanan kesehatan kita. Kasus di India harus menjadi cermin kita bersama," kata Anggota Komisi IX DPR, Rahmad Handoyo dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Selasa(20/4).

Menurut Rahmad perlu langkah dan antisipasi nyata dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh elemen masyarakat untuk menghindari peningkatan kasus Covid-19 seperti di India. Salah satu caranya mematuhi larangan mudik.

Rahmad mengingatkan pandemi setiap saat bisa meledak jika masyarakat lengah dan abai terhadap ketentuan pemerintah.

"Bila nekat mudik, perlu langkah tegas dari aparat desa dan petugas keamanan untuk melarang masuk wilayah tujuan. Bila nekat, ya diminta pulang lagi," tutur Rahmad.

Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay mengimbau kepada masyarakat untuk terus menjaga diri, mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah dan WHO.

Baca juga: Nekat Mudik Siap-siap Putar Balik, Travel Gelap hingga Truk Angkut Orang akan Ditilang

"Kita harus berkaca pada negara lain, di mana banyak sekali orang yang terpapar Covid-19 yang justru tidak selamat. Di India masyarakatnya sangat kesulitan karena tingkat penyebaran virus mencapai 100 ribu per hari," ujar Saleh.

Saleh berharap kondisi di India tidak terjadi di Indonesia.

"Satu-satunya cara untuk mengantisipasi adalah dengan mematuhi protokol kesehatan, menjaga jarak, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan," katanya.

Saleh menilai pemerintah perlu mengimbau masyarakat untuk tetap berada di tempat tinggal masing-masing alias tidak mudik. Karena penyebaran virus Covid-19 sangat tergantung pada tingkat mobilitas masyarakat.

"Karena itu, masyarakat tetap di tempat tinggal masing-masing, tidak ada kontak antara satu orang dengan orang tertentu kepada orang lain di daerah lain," kata Saleh.

Untuk mengantisipasi masyarakat tetap mudik, dia meminta pemerintah konsisten melakukan penyekatan di perbatasan. Saleh sepakat masyarakat yang nekat mudik diisolasi ketika tiba di daerah tujuan.

"Tidak mudik dulu untuk mengendalikan Covid-19. Itu yang harus dipahami masyarakat kita. Memang tidak mudah, tapi saya kira kalau dikerjakan masih ada harapan," kata Saleh.
Ada Lonjakan

Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia Kurnia Lesani Adnan memprediksi gelombang pemudik yang mencuri start bisa terjadi setelah tanggal 20 April 2021.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan