Penanganan Covid
Pemerintah Jamin Keamanan Vaksin Covid-19 untuk Lansia, Yuk Lindungi dan Bantu Mereka Divaksinasi
Wirjawan Hardjamulia, seorang kakek berusia 104 tahun dari Bogor mengajak sahabat lansia untuk mengikuti vaksinasi Covid-19.
Penulis:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menjamin keamanan vaksin Covid-19 untuk kelompok lanjut usia. Mari bantu lansia di sekitar kita untuk mendapatkannya.
LANSIA LEBIH RENTAN
Menurut data yang dilansir Kementerian Kesehatan, 50 persen dari penderita Covid-19 yang meninggal adalah lansia.
Berikut datanya:
Usia 0-18 = 1%
Usia 19-30 = 2%
Usia 35-45 = 11%
Usia 46-59 = 35%
Lansia 60+ = 50%
"Jangan takut sama vaksinnya tapi penyakitnya," ujar Kusnandi Rusmil, Ketua tim riset uji klinis vaksin Sinovac dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Senin (8/2/2021).
MENURUNKAN RISIKO TERPAPAR
Risiko terjangkit Covid-19 tetap ada setelah disuntik vaksin, namun lebih rendah.
GEJALA RINGAN
Kalau pun lansia terjangkit, hanya akan muncul gejala klinis ringan.
CEPAT PULIH
Mereka yang mendapatkan vaksin Covid-19, kalau terpapar akan lebih cepat pulih.
Wirjawan Hardjamulia, seorang kakek berusia 104 tahun dari Bogor mengajak sahabat lansia untuk mengikuti vaksinasi Covid-19.
Kakek Wirjawan diperkirakan adalah kakek tertua yang mengikuti vaksinasi Covid-19.

Selain Kakek Wirjawan, ada juga lansia yang sudah mengikuti vaksinasi.
Dia adalah Siti Rumende Harahap.
Perempuan kelahiran Pahae, Tapanuli Utara, 24 November 1921 itu mendapatkan suntikan pertama vaksin corona di usianya yang ke-99 tahun.
"Lansia tertua yang divaksinasi," demikian laporan Dinas Kesehatan Jakarta yang dilaporkan kepada Menkes Budi Gunadi Sadikin, Sabtu (6/3/2021).
Siti Rumende divaksin di Puskesmas Cilandak, Jakarta Selatan.
Kepala Puskesmas Cilandak dr Maryati mengatakan, Siti Rumende divaksin pada 26 Februari silam.
"Beliau (Siti Rumende) itu divaksin sudah dari tanggal 26 Februari 2021," kata Maryati kepada TribunJakarta.com, Minggu (7/3/2021).
Tahun ini Siti Rumende genap berumur 100 tahun.
Baca juga: Gandeng Kantor Staf Presiden, Meccaya Gulirkan Program Tingkatkan Imunitas Bagi Lansia
Maryati menjelaskan, Siti Rumende merupakan perempuan kelahiran Pahae, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Namun, ia sudah lama menetap di Jakarta.
Selain dua orang lansia tersebut, ada juga beberapa dokter lansia yang telah mengikuti vaksin.
Berikut pengalaman sejumlah dokter senior dari kalangan lansia yang telah mengikuti vaksinasi Covid-19.
1. Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari
Lelaki berusia 66 tahun itu mengatakan setelah divaksin sampai setelah diobservasi selama 30 menit tidak merasakan apapun.
"Tidak terasa apapun baik setelah disuntik dan selama masa observasi. Jadi vaksin Sinovac ini aman digunakan," tutur Prof Hindra saat dihubungi Tribun.

2. Dokter Kandungan Senior RSCM
Prof. Dr. dr Med Ali Baziad, Sp. OG (K), dokter berusia 69 tahun ini mengaku setelah divaksinasi juga tidak merasakan gejala apapun.
"Setelah divaksin saya merasa tidak ada apa-apa semuanya baik, lancar tidak ada merasakan apa-apa. Saya mengundang kepada dokter lansia sebaiknya melakukan vaksin dan juga pada masyarakat umum yang sudah di atas 60 tahun jangan khawatir untuk divaksinasi," ungkap Prof. Med Ali.
3. Menteri Kesehatan 2012 - 2014
Menteri Kesehatan 2012-2014 Nafsiah Mboi turut menerima vaksinasi Covid-19, Kamis (11/2/2021). Dirinya mengaku bersyukur menjadi salah satu orang yang mendapatkan vaksin Covid-19.
Menurutnya, vaksinasi membantu melindungi tubuh dari kemungkinan terjadinya dampak berat apabila terinfeksi virus corona.
"Kalau seluruh masyarakat kita secara tertib melakukan hal (protokol kesehatan) ini maka Insya Allah infeksi baru akan turun," kata dr. Nafsiah.
"Kunci penanganan Covid-19 ada di tangan kita, mari kita mengajak seluruh masyarakat supaya kunci ini yaitu selalu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, menjauhi kerumunan dan kalau bisa mengurangi mobilitas," sambung dia.
Baca juga: Menkes: Ada Lansia yang Ragu dan Tidak Nyaman Jalani Vaksinasi Covid-19
Sinovac Aman untuk Lansia
Ssperti diketahui program vaksinasi virus corona (Covid-19) tahap kedua diprioritaskan pada petugas pelayanan publik dan kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun.
Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan ini dilakukan karena sebelumnya pemerintah telah sukses melaksanakan program vaksinasi pada tenaga kesehatan (nakes).
Sehingga cakupan program ini pun diperluas dan membidik dua kelompok.
"Untuk mempercepat sekaligus memperluas cakupan program vaksinasi untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok, maka akan memulai vaksinasi tahap kedua ini yang diberikan kepada petugas pelayanan publik serta kelompok masyarakat usia lanjut 60 tahun ke atas," ujar Maxi, dalam agenda virtual yang digelar Kementerian Kesehatan, Senin (15/2/2021).
Maxi menjelaskan bahwa dari sisi keamanan, vaksin Sinovac produksi perusahaan asal China ini diklaim memiliki lebih banyak manfaat dibandingkan risikonya.
"Bukan hanya jumlah tenaga kesehatan yang sesuai harapan (vaksinasi), namun dari sisi keamanan terbukti bahwa memang vaksinasi lebih besar manfaatnya ketimbang risikonya," tegas Maxi.
Menurutnya, vaksin ini tidak menunjukkan efek samping yang berat terhadap mereka yang telah mendapatkan vaksinasi.

"Dapat kita lihat bahwa hingga saat ini hampir tidak ada efek samping yang serius atau kejadian pasca imunisasi," kata Maxi.
Secara keseluruhan, ada 38.513.446 orang yang akan memperoleh vaksinasi pada tahap kedua ini.
Rinciannya adalah 16,9 juta untuk petugas pelayanan publik yang meliputi petugas transportasi publik, petugas tiket, masinis kereta api, petugas bandara hingga supir taksi maupun ojek online.
Serta 21,5 juta untuk kelompok lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun.
Program vaksinasi tahap kedua ini akan berlangsung mulai Februari dan ditargetkan selesai pada Mei 2021 mendatang.
Sedangkan program vaksinasi tahap pertama telah dilakukan kepada 1,48 juta tenaga kesehatan (nakes) yang menjadi prioritas.
Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan alasan mengapa pemerintah memasukkan kelompok lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun dalam program vaksinasi tahap kedua.
Awalnya, vaksinasi tahap kedua ini hanya diprioritaskan untuk petugas pelayanan publik saja.
"Sebelumnya pemerintah hanya memprioritaskan petugas pelayanan publik di tahapan vaksinasi kedua ini," ujar Maxi.

Kemudian pemerintah akhirnya mempertimbangkan untuk turut memasukkan kelompok lansia ini karena kondisi mereka yang lebih berisiko terinfeksi Covid-19.
Selain itu, angka kematian para lansia ini setelah terpapar Covid-19 pun tergolong tinggi.
"Namun kami melihat bahwa kelompok masyarakat lansia sangat perlu diprioritaskan, melihat kondisi mereka yang rentan terpapar Covid-19 dan angka kematian mereka (setelah) terpapar pada usia lanjut ini cukup tinggi," jelas Maxi.
Maxi menambahkan, masuknya kelompok lansia sebagai prioritas pada program vaksinasi tahap kedua ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam upaya menekan penyebaran virus.
"Hal ini juga merupakan bagian dari strategi bagaimana kita menurunkan laju penyebaran virus, mengurangi beban rumah sakit serta membantu tenaga kesehatan. Untuk itu pemerintah mempercepat vaksinasi bagi lansia dengan turut mengikutsertakan kelompok lansia dalam tahapan vaksinasi kedua," tegas Maxi.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta siap memulai program vaksinasi Covid-19 tahap kedua jika lampu hijau telah diberikan Kementerian Kesehatan.