Bursa Capres
Tanggapi Polemik Ganjar Tak Diundang di Acara PDIP, FX Hadi Rudyatmo: Ini Hanya Soal Komunikasi
FX Hadi Rudyatmo ikut menanggapi polemik antara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDIP, Bambang Wuryanto.
Penulis:
Galuh Widya Wardani
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo ikut menanggapi polemik antara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDIP, Bambang Wuryanto.
Rudy menilai, permasalahan ini tak lain lantaran kurang terjalinnya komunikasi yang baik antara Ganjar dengan Bambang.
Ia menduga, polemik ini hanya karena kurang terjalinnya komunikasi yang baik antara Ganjar dengan pihak partai PDIP.
"Menurut saya ini soal komunikasi," kata Rudy dalam tayangan Kompas Petang, Senin (24/5/2021), .
Baca juga: Jika Tak Usung Ganjar Jadi Capres, Ahli Sarankan PDIP Rangkul Ridwan Kamil
Baca juga: Tanggapan Ganjar Soal Dirinya yang Tak Diundang ke Temu Kader PDIP Jateng: Aku Ki Wong Jawa
Rudy berharap, persoalan ini dapat segera diselesaikan secara internal di partai serta sesuai mekanisme partai, yakni dapat dengan dilakukan pertemuan antara partai dan Ganjar.
"Persoalan ini (hanya) persoalan komunikasi saja, namun alangkah baik ini diselesaikan dengan mekanisme partai, (yakni) dengan memanggil Gubernur," terang Rudy.
Diketahui sebelumnya, Ganjar tidak diundang pada pertemuan partai di Kantor DPD PDIP Jateng, yakni di Panti Marhaen Semarang, Sabtu (22/05/2021) lalu.
Menanggapi hal tersebut, Rudy menyatakan seharusnya dalam acara partai hendaknya melibatkan segenap anggotanya, termasuk gubernur, bupati, dan wali kota.
Bahkan juga wakil bupati, wakil walikota dan wakil gubernur sekali pun.
Sebab, sampai detik ini Ganjar masih kader PDIP yang menjadi Gubernur Jawa Tengah.
"Sampai detik ini Ganjar masih kader PDIP yang ditugaskan menjadi Gubernur Jawa Tengah."
"(Seharusnya) kader PDIP baik yang ditugaskan menjadi gubernur, bupati, wali kota, wakil bupati, wakil walikota bahkan wakil gubernur sekali pun itu mestinya menurut mekanisme partai diundang," kata Rudy.
Baca juga: Pengamat: Ganjar Punya Elektabilitas Tinggi tapi Tak Punya Akses di PDIP, Puan Maharani Sebaliknya
Jika memang masalah yang timbul karena aktifnya Ganjar menggunakan media sosial, seharusnya bukan menjadi permasalahan yang sangat dalam.
Rudy mengatakan hal tersebut bukan menjadi alasan lantaran saat ini memang zamannya media sosial.
Menurutnya tidak ada yang salah dari usaha Ganjar memanfaatkan perkembangan media saat ini.
Pasalnya, Ganjar juga menggunakan media sosial dengan baik dan mengacu kepentingan umum.
"Kalau memang media sosial itu dijadikan sebagai persoalan, sebetulnya nggak jadi alasan itu."
"Karena dunia kita memang sudah dunia media sosial kok, jadi tidak ada salahnya karena medsos."
"(Apalagi) yang digunakan Pak Ganjar ini media sosial yang selalu membantu kepentingan-kepentingan masyarakat secara umum."
"Jadi jangan disalahkan karena media sosialnya terlalu jauh jadi melapaui kewenangan (partai)nya," jelas Rudy.
Baca juga: Sindiran Puan Maharani Tak Jelas untuk Siapa, Pengamat Nilai Ganjar Pranowo Bisa Terkena Dampaknya
Ganjar Tak Diundang Acara Partai
Diketahui, nama Ganjar Pranowo dan Puan Maharani tengah menjadi sorotan setelah Ganjar sengaja tidak diundang dalam acara PDIP Jateng, Kota Semarang, Sabtu (22/5/2021) lalu.
Padahal acara ini dihadiri kepala daerah dari PDIP di Jawa Tengah sekaligus sebagai koordinasi untuk seluruh kader partai berlambang banteng itu.
Acara yang diprakarsai dan dipimpin oleh Puan itu merupakan pengarahan kepada para kader partai di kantor DPD PDIP Jawa Tengah.
Dikutip dari Tribunnew.com, seluruh kepala daerah, baik bupati dan wali kota serta wakil, yang merupakan kader PDI Perjuangan se-Jawa Tengah hadir dalam acara pengarahan yang diberikan Ketua DPP PDI Perjuangan.
Tidak hanya kader dari eksekutif, kader dari legislatif dan struktur partai pun diundang.
Namun, Ganjar Pranowo tak terlihat hadir dalam acara tersebut.
Padahal Ganjar juga merupakan kader PDI Perjuangan.
Ketidakhadiran Ganjar dalam acara tersebut buka karena tak berniat datang.
Melainkan namanya tidak tercantum dalam daftar undangan acara tersebut.
Dalam undangan yang tersebar, tertulis susunan acara atau agenda antara lain arahan Puan Maharani kepada seluruh kader di Jateng secara tatap muka.
Dalam undangan tersebut tertulis DPR RI Jateng, DPD Jateng, DPRD Provinsi Jateng, kepala daerah, dan wakil kader se-Jateng untuk dapat hadir dalam acara.
Namun, di akhir nama-nama peserta tatap muka acara itu tertulis 'Kecuali Gubernur'.
Baca juga: PDIP Diprediksi Mengulang Sukses Jokowi Tahun 2014 Jika Usung Ganjar di Pilpres 2024
Alasan Ganjar Karena Tak Diundang
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDIP, Bambang Wuryanto membenarkan, semua kepala daerah di Jateng dari PDIP diundang, kecuali Ganjar.
Bambang menyebut dengan terang-terangan, Ganjar terlalu berambisi maju dalam Pilpres 2024 sehingga meninggalkan norma kepartaian.
Di satu sisi, belum ada instruksi dari Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri.
Di sisi lain, itu tidak baik bagi keharmonisan partai yang wajib tegak lurus pada perintah Ketua Umum.
"Wis tak kode sik. Kok soyo mblandang, ya tak rodo atos (sudah saya kasih kode, tapi malah tambah kebablasan)."
"Saya di-bully di medsos, ya bully saja. Saya tidak perlu jaga image saya,'' tegas pria yang juga Ketua DPD PDIP Jateng ini.
Bahkan pada saat pidato, Puan memberikan pesan kepada para kader untuk memenangkan Pemilu 2024 mendatang.
Sementara itu, dikutip dari tayangan KompasTV, Minggu (23/5/2021), Ketua DPP PDIP Puan Maharani membahas kriteria pemimpin ideal bagi PDIP.
Menurut Puan, Jawa Tengah menjadi daerah suara terbanyak PDI Perjuangan.
Selain itu, ia juga meminta agar kepala daerah sering turun ke jalan, jangan hanya di media sosial.
"Pemimpin menurut saya, itu adalah pemimpin yang memang ada di lapangan dan bukan di sosmed."
"Sosmed memang diperlukan, namun dalam berjuang, jangan hanya berhenti di sosmed saja. Harus nyata kerja di lapangan," kata Puan Maharani.
Diduga, orang yang disentil Puan dalam pidatonya tersebut yakni Ganjar.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Chaerul Umam)