Jumat, 29 Agustus 2025

Seleksi Kepegawaian di KPK

Respons Kepala BKN Sikapi Niat Mantan Direktur KPK Layangkan Somasi Terkait TWK

Kepala BKN Bima Haria Wibisana menjawab santai niat eks Direktur PJKAKI KPK Sujanarko yang hendak layangkan somasi.

screenshot
Kepala BKN Bima Haria Wibisana 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antarkomisi Instansi (PJKAKI) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Sujanarko berniat untuk melayangkan somasi terhadap Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana.

Niatan ini muncul berkaitan dengan hasil asesmen Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang tak meloloskan 75 pegawai KPK.

Dari jumlah tersebut, 51 orang akan dipecat karena dianggap tak bisa lagi dididik wawasan kebangsaan.

Menanggapi hal itu, Kepala BKN Bima Haria pun menjawab santai.

Ia bahkan mempersilakan Sujanarko untuk melayangkan somasi kepada dirinya.

"Silakan saja," kata Bima Haria saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (29/5/2021).

Baca juga: Ketua WP KPK: Hingga Detik Ini Kami Belum Terima Hasil TWK Para Pegawai yang Dinyatakan Tak Lulus

Sebelumnya, Sujanarko mengatakan, TWK adalah alat ukur yang sangat buruk dan telah berhasil melabeli puluhan orang termasuk dirinya.

Sehingga, dengan dilayangkannya somasi dia berharap bisa menjawab pernyataannya beserta memberikan bukti dan fakta jika puluhan orang yang tak lolos tes tersebut layak diberi nilai merah.

"Apa buktinya? (Apakah, red) saya ikut organisasi terlarang, saya Taliban? Buktikan," tegasnya.

Sujanarko juga memaparkan alasan dirinya menyebut TWK yang jadi syarat alih status kepegawaian adalah alat ukur yang buruk.

Alasannya, tes itu hanya menggunakan tiga metode berupa tertulis, esai, dan wawancara.

Padahal, dalam tes yang berkategori psikometri ini, ada sejumlah metode yang harusnya dipenuhi mulai dari tes tertulis, esai, roleplay, hingga FGD dan presentasi.

Baca juga: Pegawai KPK Sebut Dari 200 Soal TWK Hanya Satu Pertanyaan yang Menyangkut Pemberantasan Korupsi

Meski telah dipenuhi enam metode tersebut, tingkat validitas tes semacam ini paling maksimal hanya 65 persen.

"Hari ini TWK cuma tiga metode. Makin sedikit makin kecil dong," ungkapnya.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan