Seleksi Kepegawaian di KPK
Ditantang Debat Giri, Ketua KPK Firli Bahuri Tak Hadir di Adu Wawasan Kebangsaan 'Giri Vs Firli'
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri tidak memenuhi undangan adu wawasan kebangsaan 'Giri vs Firli' yang digelar pada hari ini, Jumat
Penulis:
Ilham Rian Pratama
Editor:
Johnson Simanjuntak
Sebelumnya, Giri menyatakan kesediaannya untuk melakukan debat terbuka terkait polemik TWK dengan Firli.
Permintaan debat terbuka itu mulanya ramai dalam perbincangan media sosial.
"Dengan senang hati. Syaratnya kalau kalah, mundur dan meletakkan jabatan. Bisa gitu gak?," cuit Giri dalam akun media sosial Twitter pribadinya.
"Bukan saya yang menginginkan, tetapi ada keinginan netizen ada perdebatan. Kalau diminta saya bersedia," imbuhnya.
Giri yang sudah bekerja di KPK selama 16 tahun ini menyesalkan dirinya dinyatakan tidak lulus TWK.
Ia menyatakan, debat terbuka wawasan kebangsaan dengan Firli ini dilakukan untuk membuktikan suatu kebenaran.
"Semua hal untuk kebaikan dan kebenaran akan kita lakukan," kata Giri.
Lulusan dari Institute to Social Studies-Erasmus University of Rotterdam mengakui pernah mengikuti TWK saat seleksi calon pimpinan (capim) KPK pada 2014, dia lulus dan masuk 19 besar.
Serta pada seleksi capim KPK 2019, Giri pun lulus dan masuk 40 besar.
"Saya lolos tes tersebut. Bahkan saya satu kelompok dalam proses diskusi dengan Ketua KPK (Firli Bahuri)," ujar Giri.
Giri berujar, debat terbuka bisa dilakukan untuk membuktikan TWK yang dilakukan kepada para pegawai KPK merupakan upaya penyingkiran pegawai atau tidak.
Hal ini perlu dibuktikan, sehingga publik mengetahui secara terbuka informasi TWK yang merupakan bagian dari syarat alih status pegawai KPK menjadi ASN.
"Debat terbuka ini salah satu membuktikan tes wawasan kebangsaan ini kedok penyingkiran pegawai atau tidak," kata Giri.