Rabu, 24 September 2025

Bursa Capres

Abdul Rachman Thaha Nilai Ganjar Punya Idealisme Bung Karno dan Patut jadi Calon Pemimpin Indonesia

Anggota Komite I DPD RI, Abdul Rachman Thaha (ART) memberikan komentarnya terkait kepatutan nama Ganjar Pranowo masuk dalam bursa Pilpres 2024.

TribunSolo.com/Azfar Muhammad
Ganjar Pranowo Saat ditemui TribunSolo.com di kawasan Taman Budaya Jawa Tengah, Selasa (1/6/2021). Anggota Komite I DPD RI, Abdul Rachman Thaha (ART) memberikan komentarnya terkait kepatutan nama Ganjar Pranowo masuk dalam bursa Pilpres 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komite I DPD RI, Abdul Rachman Thaha (ART) memberikan komentarnya terkait kepatutan nama Ganjar Pranowo masuk dalam bursa Pilpres 2024.

ART mengatakan, Gubernur Jawa Tengah ini tidak mewarisi DNA Soekarno, tapi sangat mungkin idealisme Bung Karno menitis ke dalam diri Ganjar.

"Ganjar memang tidak mewarisi DNA Soekarno, tapi sangat mungkin idealisme Bung Karno menitis ke dalam dirinya," kata ART dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Senin (21/6/2021).

Baca juga: Sahabat Ganjar Dorong Gubernur Jawa Tengah Maju dalam Pilpres 2024 Mendatang

Menurut ART, Ganjar patut dikedepankan sebagai salah satu nama di barisan depan pemimpin Indonesia masa depan.

Ganjar juga dinilai berpotensi kuat sebagai figur pemecah kepengapan iklim berpartai yang terjadi belakangan ini.

"Dengan predikat selaku anggota parpol yang menolak menjadi petugas parpol itulah, Ganjar patut dikedepankan sebagai salah satu nama di barisan depan pemimpin Indonesia masa depan."

"Sekaligus, dia berpotensi kuat menjadi figur pendobrak kejumudan parpol dan pemecah kepengapan iklim berpartai yang kian dahsyat belakangan ini," tambahnya.

Baca juga: Banyak Kemiripan Dengan Jokowi, Seknas Jokowi Jateng Nyatakan Dukung Ganjar Pranowo Jadi Capres 2024

Berempati pada Ganjar

ART memahami, partai politik mutlak diperlukan dalam demokrasi.

Namun sekarang ini banyak kalangan menilai parpol justru jauh dari merepresentasikan kepentingan masyarakat.

"Saya bukan orang yang antiparpol. Parpol mutlak diperlukan dalam demokrasi."

"Namun saya bisa paham ketika banyak kalangan menilai parpol justru jauh dari merepresentasikan kepentingan masyarakat."

"Juga, saya bisa maklum manakala politisi parpol dipandang lebih mewakili tuntutan partainya ketimbang memperjuangkan kepentingan masyarakat yang memberikan suaranya langsung di kotak suara," ungkapnya.

Hal itulah yang membuat ART berempati kepada Ganjar Pranowo.

Baca juga: Ganjar Pranowo Dinilai Lebih Potensial Menangi Pilpres 2024 Ketimbang Puan Maharani

Menurut ART, Ganjar adalah tokoh senior parpol yang bisa menyelami kehidupan warga yang dipimpinnya.

Namun imbasnya Ganjar menjadi semakin berjarak dengan partai yang selama ini menaunginya.

"Saya berempati pada Ganjar Pranowo. Dia memang tokoh senior parpol. Namundari waktu ke waktu, semakin nyata bahwa dia menyelami denyut kehidupan warga yang dipimpinnya, dan trade off-nya adalah dia menjadi kian berjarak dari partai yang menaunginya."

"Tampaknya ada keinsafan bulat pada diri Ganjar bahwa, dalam situasi harus memilih, dia pilih untuk mendahulukan warganya betapa pun itu menepikan partainya," ujar ART.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Abdul Rachman Thaha
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Abdul Rachman Thaha (Istimewa)

Baca juga: Ganjar Disebut Berpotensi Jadi Ketua Umum PDIP Jika Diusung Jadi Capres 2024

Ganjar Sedang Peragakan Soekarnoisme Sejati

ART juga mengungkapkan, ketika parpol mulai berang dengan tingkah laku Ganjar, maka saat itu Ganjar sah menyandang status sebagai anggota parpol yang menolak menjadi petugas parpol .

Lebih lanjut ART menilai, idealisme tersebut bukan merupakan barang baru, melainkan Ganjar tengah memeragakan Soekarnoisme sejati.

Karena meskipun Soekarno adalah pendiri dan tokoh sentral Partai Nasional Indonesia (PNI), tapi sebagai pemimpin nasional Bung Karno justru tidak memosisikan PNI sebagai partainya.

"Ganjar sedang memeragakan Soekarnoisme sejati. Bahwa, meskipun Soekarno adalah pendiri dan tokoh sentral PNI,tapi sebagai pemimpin nasional Bung Karno justru tidak memosisikan PNI sebagai partainya."

Baca juga: Survei LSI Denny JA: Prabowo, Ganjar, Anies Saat Ini Belum Jadi Capres Premium

"Bung Karno bahkan kemudian malah berjarak dari partai yang dibentuknya. Begitu pula relasi Ganjar terhadap partainya," ucap ART.

Namun yang menjadi pembeda adalah PNI tidak pernah merasa kehilangan Soekarno.

Sementara PDIP justru seolah memandang Ganjar sebagai anak durhaka.

"Bedanya, PNI tidak pernah merasa kehilangan Soekarno, sementara PDIP justru seolah memandang Ganjar sebagai anak durhaka. Sebagai petugas yang membangkang terhadap titah panglimanya, tepatnya," tegasnya.

Baca juga: Survei LSI Denny JA: Prabowo Subianto Teratas Capres 2024, Ganjar dan Anies Menyusul

ART menekankan untuk mengetahui apa yang menjadi sumber dalam gesekan tersebut bisa bercermin dari PNI.

PNI tidak pernah mempersiapkan calon pemimpin selanjutnya, calon pemimpin tersebut juga tidak harus memiliki silsilah dari garis keturunan Bung Karno.

"Apa sumber gesekan itu? Barangkali kita, sekali lagi, bisa bercermin pada PNI. PNI tidak mempersiapkan putra mahkota sama sekali. Apalagi pewaris PNI itu harus memiliki silsilah dari garis Bung Karno."

"Bahkan Bung Karno, dari bacaan yang saya punya, justru berharap tidak ada keturunannya yang menjadi pemimpin politik apalagi pemimpin negara. Kontras dengan itu, Ganjar disebut-sebut menjadi penghalang bagi rencana regenerasi kepemimpinan yang diinginkan partainya," pungkasnya.

Baca juga: Peluang Capres 2024: Ganjar Dinilai Tak Perlu Buru-buru, Puan Punya Waktu Genjot Elektabilitas

Banyak Kemiripan dengan Jokowi

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya,relawan yang bergabung dalam Seknas Jokowi Jawa Tengah (Seknas Jokowi Jateng) menyatakan dukungannya kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Keputusan tersebut diambil melalui rapat Pra Munaslub, yang diikuti oleh 25 DPD Seknas Jokowi Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah, Rabu malam (16/06/2020).

Ketua Seknas Jokowi Jateng, Bambang Mugiarto mengungkapkan bahwa keputusan mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024 dikarenakan Ganjar memiliki kemiripan dengan Jokowi dalam menjaga Pancasila dan kebhinekaan.

“Kita melihat fakta bahwa Mas Ganjar memiliki banyak kesamaan dengan Pak Jokowi. Dari semua calon yang muncul saat ini, Mas Ganjar yang paling berani menentukan sikap untuk terus menguatkan Pancasila dan memperkokoh NKRI terutama dari ancaman radikalisme dan ketidakadilan,” katanya.

Baca juga: Survei Terbaru, Ganjar Pranowo Tetap Unggul Meski Tidak Didukung PDIP

Langkah mendukung Ganjar Pranowo, merupakan mandat organisasi yang akan disampaikan dan diperjuangkan dalam Munaslub Seknas Jokowi mendatang.

Hal itu menurut Bambang merupakan antisipasi, manakala di dalam Munaslub ada agenda pembahasan capres dan cawapres, atau bila forum memungkinkan untuk membahas itu.

Selain itu menurut Bambang, langkah tersebut diambil melihat dinamika politik saat ini ditandai dengan mulai adanya pemanasan mesin partai politik menyongsong gelaran pemilu 2024.

Untuk itu, sudah saatnya rakyat mengambil peran untuk terlibat aktif mengambil bagian dalam proses seleksi kepemimpinan nasional.

(Tribunnews.com/Faryyandia Putwiliani)

Baca berita lainnya terkait Bursa Capres.

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan