FAKTA soal Pengecatan Pesawat Kepresidenan, Sudah Direncanakan sejak 2019, Tuai Kritikan
Berikut fakta-fakta soal pengecatan merah putih pada pesawat kepresidenan RI yang tuai kritikan, sudah direncanakan sejak 2019.
Penulis:
Shella Latifa A
Editor:
Miftah
Menanggapi sejumlah kritikan, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono pun angkat bicara.
Ia mengatakan, pesawat yang akan dicat ulang adalah pesawat BBJ2.

Baca juga: Pak Jokowi, Pengelola Pusat Perbelanjaan Sudah Tak Kuat, Pilih PHK dan Rumahkan Karyawan
Pengecatan pesawat, kata Heru, sudah direncanakan sejak 2019 yang berkaitan dengan perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 2020.
"Proses pengecatan sendiri merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ," kata Heru kepada Tribunnews, Selasa, (3/8/2021).
Hanya saja, lanjut Heru, pengecatan pesawat BBJ2 pada 2019 urung dilakukan karena belum masuk jadwal perawatan rutin.
Heru menyebut, perawatan pesawat kepresidenan harus sesuai dengan interval waktu yang telah ditetapkan.
Pesawat BBJ2 baru dicat ulang pada tahun ini berbarengan dengan jadwal perawatan Check C sesuai rekomendasi pabrik.
Bantah Disebut Foya-foya
Heru pun juga membantah anggapan pengecatan pesawat ini adalah bentuk foya-foya.
Ia mengatakan anggaran pengecatan pesawat telah dialokasikan dalam APBN.
Lagi pula, kata Heru, Kementerian Sekretariat Negara telah melakukan refocusing anggaran APBN 2020-2021 untuk penanganan Covid-19 sesuai dengan yang telah ditetapkan Menteri Keuangan.
Baca juga: Jokowi: Pilihan Masyarakat dan Pemerintah Sama dalam Hadapi Pandemi Covid-19
"Selain itu proses perawatan dan pengecatan dilakukan di dalam negeri."
"Sehingga secara tidak langsung, mendukung industri penerbangan dalam negeri, yang terdampak pandemi," katanya.

Alasan Di-cat Ulang hingga Anggaran
Heru mengatakan bahwa pengecatan dilakukan karena ada sebagian cat yang terkelupas sehingga harus diperbaharui.