Minggu, 24 Agustus 2025

Gatot Nurmantyo dan TNI AD

Komisi I DPR dan Pengamat Berharap Gatot Nurmantyo Tak Sembarangan Sebut TNI Disusupi Komunis

Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, melontarkan pernyataan yang menyebut paham komunisme telah menyusup di tubuh TNI.

Penulis: Nuryanti
Yanuar Nurcholis Majid/Tribunnews.com
Jenderal TNI Purnawirawan Gatot Nurmantyo. Gatot Nurmantyo melontarkan pernyataan yang menyebut paham komunisme telah menyusup di tubuh TNI. 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, melontarkan pernyataan yang menyebut paham komunisme telah menyusup di tubuh TNI.

Pernyataan Gatot ini disampaikan dalam webinar berjudul TNI versus PKI, Minggu (26/9/2021).

Gatot Nurmantyo menyebut, diorama patung pahlawan revolusi yang berjasa menumpas PKI sudah hilang dari Museum Dharma Bhakti Markas Kostrad.

Sehingga, menurutnya, hal ini mengindikasikan ada penyusupan di tubuh TNI.

Baca juga: Agum Gumelar Nilai Gatot Nurmantyo Terlalu Tergesa-gesa Buat Pernyataan TNI Disusupi Komunis

Baca juga: Gatot Nurmantyo Dituding Jualan Isu Komunis Menjelang 30 September

Anggota Komisi I DPR RI, Effendi Simbolon, menyayangkan tudingan dari Gatot Nurmantyo itu.

Ia menyebut, indikasi paham komunisme menyusup di tubuh TNI tidak pernah ada.

"Saya yang 20 tahun di Komisi I tidak pernah melihat indikasi seperti itu kembali ke tubuh TNI," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (28/9/2021).

Effendi lalu meminta agar Gatot Nurmantyo sebagai senior di TNI agar lebih berhati-hati dalam membuat pernyataan.

"Jadi saya mohon juga para pihak, khususnya para mantan-mantan senior di TNI agar lebih berhati-hati membuat tudingan-tudingan seperti ini," ungkapnya.

Baca juga: Peryataan Gatot Nurmantyo Soal PKI Menyusup di Tubuh TNI Dinilai Terlalu Gegabah

Baca juga: Agum Gumelar Sebut Gatot Nurmantyo Terlalu Gopoh Sebut TNI AD Disusupi PKI

Senada dengan Komisi I DPR RI, Pengamat Politik Karyono Wibowo, menilai semestinya sebagai mantan Panglima TNI, Gatot tidak sembarangan membuat pernyataan terbuka ke publik.

Apalagi, jika pernyataan itu tidak didukung alat bukti yang cukup.

Menurut Karyono, narasi yang seharusnya dibangun Gatot adalah mengingatkan dan memberikan saran tentang potensi ancaman terhadap berbagai paham yang membahayakan pondasi kebangsaan.

"Gatot semestinya bisa menjelaskan secara rasional mengapa komunisme harus ditolak."

"Begitu juga semestinya Gatot juga menjelaskan mengapa radikalisme atau ektremisme dan liberalisme bertentangan dengan Pancasila yang menjadi prinsip dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Karyono saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa.

Baca juga: Ray Rangkuti Duga Ada 2 Target yang Disasar Gatot Nurmantyo Saat Mainkan Isu Komunis, Apa Saja?

Baca juga: Jelang G30S, Gatot Sebut Tubuh TNI Disusupi PKI, Letjen Dudung Jelaskan Patung Soeharto Hilang

Lebih lanjut, ia menilai hal itu lebih mendidik daripada sekadar mengumbar pernyataan yang mengandung unsur provokasi dan menyesatkan.

Jika pesan yang disampaikan rasional, obyektif, dan edukatif, maka hal ini juga dapat menunjukkan kualitas berpikir sebagai tokoh besar.

Penjelasan Pangkostrad

Sebelumnya, Panglima Kostrad, Letjen TNI Dudung Abdurachman membenarkan patung tiga tokoh di Museum Darma Bhakti Kostrad, yakni Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD) sebelumnya ada di dalam museum tersebut.

Patung tersebut, kata Dudung, dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI Azmyn Yusri (AY) Nasution pada 2011 sampai 2012.

Dudung mengatakan kini patung tersebut diambil oleh penggagasnya yakni Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepadanya selaku Panglima Kostrad saat ini.

Baca juga: Ada 2 Target yang Disasar Gatot Nurmantyo Saat Mainkan Isu Komunisme

Baca juga: Pangkostrad Bantah Tuduhan Gatot Nurmantyo Ada Penyusupan PKI di Balik Pembongkaran Patung Soeharto

Ia menghargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya.

"Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," kata Dudung dalam keterangan tertulis, Senin (27/9/2021), seperti diberitakan Tribunnews.com.

Dudung membantah tudingan yang mengaitkan penarikan tiga patung tersebut untuk melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S pada 1965.

Ia juga menegaskan tudingan tersebut tidak benar.

Baca juga: Profil Gatot Nurmantyo, Eks Panglima TNI Tuding TNI Disusupi Komunis Terkait Hilangnya Diorama G30S

Baca juga: Panglima TNI Jawab Tudingan Gatot Nurmantyo Soal Isu Komunisme Telah Menyusup di Institusi Militer

Dudung menegaskan dirinya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama yakni tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu.

Seharusnya, kata dia, Gatot selaku senior di TNI terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan menanyakan langsung kepada dirinya selaku Panglima Kostrad.

(Tribunnews.com/Nuryanti/Fransiskus Adhiyuda Prasetia/Gita Irawan)

Berita lain terkait Gatot Nurmantyo

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan