Jumat, 8 Agustus 2025

Hari Sumpah Pemuda

Sejarah Hari Sumpah Pemuda, Lengkap dengan Twibbon untuk Memperingatinya

Berikut adalah sejarah singkat dari Hari Sumpah Pemuda dan rekomendasi twibbon untuk memperingatinya.

Editor: Miftah
freepik.com/user4344078
ILUSTRASI Hari Sumpah Pemuda - Inilah isi Sumpah Pemuda dan kumpulan ucapan selamat Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober. Kirim ke WA atau jadi status di media sosial. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini sejarah singkat Hari Sumpah Pemuda serta rekomendasi twibbon untuk memperingatinya.

Hari Sumpah Pemuda diperingati tiap tanggal 28 Oktober.

Pada awalnya, gagasan terkait sumpah pemuda diinisiasi oleh organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia, Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).

Inisiatif dari PPPI ini membuat adanya tiga rapat di tiga gedung yang berbeda.

Baca juga: 100 Buku Bersejarah Sejak Era Kolonial Diterbitkan Kembali

Baca juga: Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021, Berikut Sejarah dan Kumpulan Link Twibbonnya

 Sejarah Singkat Lahirnya Hari Sumpah Pemuda

Rapat pertama diadakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) di Lapangan Banteng, Sawah Besar, Jakarta pada 27 Oktober 1928.

Acara dimulai dengan sambutan dari Sugondo Djojopuspito yang menyatakan dan berharap agar kongres tersebut dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.

Lalu dilanjutkan dengan uraian dari Mohammad Yamin terkait arti dan hubungan persatuan dengan pemuda.

Dikutip dari museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id , Moh Yamin mengungkapkan bahwa terdapat lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Isi dari Sumpah Pemuda
Berikut adalah wujud otentik dari lembaran Sumpah Pemuda yang disepakati pada 28 Oktober 2021.

Kemudian rapat pun kembali digelar pada hari berikutnya di Gedung Oost-Java Bioscoop, Koningsplein Noord (sekarang jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta).

Pembahasan pada rapat tersebut fokus tentang masalah pendidikan.

Terdapat dua pembicara yaitu Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro yang setuju jika anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, adanya keseimbangan pendidikan di sekolah dan rumah, serta dididik secara demokratis.

Setelah itu dilaksanakanlah rapat ketiga sekaligus terakhir yang diselenggarakan di hari yang sama dan bertempat di Indonesische Clubgebouw, Jalan Kramat Raya Nomor 106, Jakarta.

Rapat ketiga tersebut dibuka oleh Soenario terkait pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.

Selain itu terdapat pula pendapat dari Ramelan yang menganggap bahwa gerakan kepanduan tidak akan bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan