Bursa Capres
Kemesraan PDIP-Gerindra Akan Terulang Bila Prabowo dan Puan Maharani Berduet dalam Pilpres 2024
Kemesraan PDIP dan Partai Gerindra akan terulang bila Prabowo Subianto dan Puan Maharani berduet dalam Pilpres 2024.
Penulis:
Reynas Abdila
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemesraan PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra akan terulang bila Prabowo Subianto dan Puan Maharani berduet dalam Pilpres 2024 sebagai calon presiden dan wakil presiden.
Hal tersebut diungkapkan politikus dan aktivis Bursah Zarnubi saat Deklarasi Poros Prabowo-Puan di Jakarta, Rabu (3/11/2021).
"Ada sejarahnya Pak Prabowo dan Bu Mega tahun 2009 di Pilpres 2009. Mungkin ini mau mengulang sejarahnya untuk mencapai kemenangan," kata Bursah.
Dia menilai deklarasi yang terlalu dini ini cara untuk mencoba berdemokrasi di sisi masyarakat dan kelompok civil society.
Tidak ada yang salah, karena setiap setiap warga negara berhak mengutarakan
pilihan calon pasangannya.
"Jadi sangat penting bagaimana kita mengekspresikan cita-cita masyarakat sipil dalam menyampaikan ide dan gagasan besar mereka," ucapnya.
Bursah menekankan selain deklarasi yang terpenting adalah argumen untuk menjawab mengapa Prabowo harus kembali maju sebagai capres.
Baca juga: Menilik Peluang Poros PDIP-Gerindra Hadapi Golkar-NasDem di Pilpres 2024
Argumen itu harus kuat dan tidak bisa terbantahkan.
Tujuannya, agar masyarakat yang kecewa karena Prabowo masuk ke kabinet pemerintah bisa kembali memberikan suaranya.
"Argumen itu misalnya terkait cita-cita Pak Prabowo yang belum terwujud. Dan
hanya bisa terwujud kalau dia menjadi Presiden," tutur Ketua Partai Bintang Reformasi tersebut.
Tugas relawan saat ini membangun kembali relasi-relasi politik lima tahun lalu.Dia berpesan kepada relawan agar menggalang dana secara mandiri dan akuntabel.
"Anda bisa belajar dari Obama menggalang dana pemilu Amerika Serikat terkumpul Rp6,7 triliun yang digalang kelompok civil society yang ingin ada perubahan," tutur Bursah.
Baca juga: Pengaruh Jokowi Pada Pilpres 2024 Dinilai Masih Sangat Besar
Pengamat Politik Igor Dirgantara menilai Prabowo Subianto termasuk tokoh yang ideal karena secara elektabilitas tinggi dan memiliki Parpol.
Sedangkan Puan Maharani bisa mengejar elektabilitas dengan mengejar kinerja politik.
"Pak Prabowo elektabilitasnya ini selalu ada tiga besar. Kalau Puan punya parpol dan cukup kuat untuk diusung oleh PDIP," tutur Igor.
Dia menilai ada beberapa tokoh dengan elektabilitas tinggi tetapi tidak dilirik oleh partai politik.
Tokoh tersebut misalnya Ridwan Kamil dan Anies Baswedan.
"Itu namanya halu, dan sampai sekarang masih jadi masalah," tambah Igor.
Igor juga menyinggung sejumlah tokoh dengan elektabilitas rendah serta tidak dilirik partai politik.
Dia menekankan kelompok ini termasuk kategori 'harus ngaca'.
"Sejumlah tokoh tersebut sebut saja Rizal Ramli, Gatot Nurmantyo," ujarnya.
Prabowo tiga kali calon presiden
Relawan Poros Prabowo-Puan mendeklarasikan dukungannya untuk Prabowo Subianto dan Puan Maharani sebagai calon pasangan Presiden dan Wakil Presiden RI di pilpres 2024.
Tinggal menunggu deklarasi kader Partai Gerindra maka Prabowo akan mencetak sejarah sebagai tokoh bangsa yang mencalonkan diri sebanyak tiga kali sebagai calon Presiden.
Prabowo juga pernah mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden di pilpres 2009 dengan Megawati Soekarnoputri.
Letnan Jenderal TNI Purnawirawan tersebut tidak pernah patah arang meskipun tiga kali mendulang kekalahan di kontestasi politik.
Pada Pilpres 2014, Prabowo maju bersama cawapresnya yakni Ketua Umum PAN Hatta Rajasa.
Prabowo kembali maju di Pilpres 2019, dia kembali mencoba peruntungannya memperebutkan kursi orang nomor satu di Indonesia.
Kali ini dia maju berpasangan dengan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahuddin Uno melawan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Baca juga: Muncul Duet Muhaimin-Amran di Pilpres 2024, Waketum PKB: Cocok, Keduanya Energik
Namun, Prabowo kalah 10,4 juta suara dari Joko Widodo berdasarkan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Dalam Pilpres 2024 menjadi momentum Prabowo untuk kembali menggapai kursi pimpinan negara.
Prabowo dideklarasi menjadi calon presiden karena tingginya elektabilitas di beberapa lembaga survei.
Selain itu itu, Prabowo juga memiliki kendaraan partai yang didirikan didukung kader-kader yang solid.
Poros Prabowo-Puan Bentuk Perwakilan Daerah
Deklarator Poros Prabowo-Puan Andianto mengatakan dalam waktu singkat Poros Prabowo-Puan akan membentuk perwakilan di seluruh wilayah Indonesia.Hal itu didasari karena sosok Jenderal Prabowo tokoh bangsa dan tokoh politik yang muncul dengan elektabilitas tinggi.
"Disamping sekarang sebagai Ketua Umum DPP Gerindra, beliau juga menjabat Menteri Pertahanan dalam Kabinet Presiden Joko Widodo," kata Andianto di Jakarta, Rabu (3/11/2021).
Prabowo dinilai sukses dalam bekerja untuk membangun pertahanan bangsa dengan memperkuat alutsista termasuk Pembentukan Komponen Cadangan dan dari aspek kekuatan teknologi tanpa menguras APBN.
Baca juga: Golkar Punya Roadmap Pemenangan Airlangga Menuju Pilpres 2024
"Sosok Bapak Prabowo memiliki visi besar menjadikan bangsa Indonesia ini menjadi sebuah bangsa yang berdaulat, yang mampu berdiri di atas kaki sendiri tanpa harus bergantung dari negara asing," lanjutnya.
Kemudian Prabowo dinilai berhasil membuat kemandirian ekonomi dengan membuat rakyat bisa menikmati hasil kekayaan alam yang dimiliki bangsa.
Andianto mengatakan figur Puan laik mendampingi Jenderal Prabowo menjadi Wakil Presiden RI.
"Beliau merupakan politisi perempuan yang sudah malang melintang di dunia politik sebagai politisi PDIP. Sekaligus beliau putri kandung dari Ketua Umum Partai PDIP Megawati Soekarnoputri," tutur dia.
Puan Maharani kini menjabat Ketua DPR RI yang diharapkan menjadi generasi penerus founding father Presiden RI Ir Soekarno.
"Kita harapkan Puan bisa melanjutkan cita-cita leluhurnya yaitu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam rangka Bhineka Tunggal Ika sebagai semangat dari Pancasila dan UUD 1945," imbuh Andianto.
Dalam waktu singkat Poros Prabowo-Puan akan membentuk perwakilan di seluruh wilayah Indonesia. (Tribun Network/Reynas Abdila)