Gus Yahya Kenang Sosok Gus Dur yang Hiraukan Sakit demi Kebenaran dan Kemanfaatan Orang Banyak
"Yang dipikirkan Gus Dur adalah apa yang beliau yakini sebagai kebenaran dan kemanfaatan bagi orang banyak," kata dia.
Penulis:
Vincentius Jyestha Candraditya
Editor:
Srihandriatmo Malau
Pada tengah hari, mereka lantas menuju bandara untuk kembali ke Jakarta.
"Sampai di Jakarta, saya pulang dan ambruk seminggu nggak bisa bangun. Sakit dan capek."
"Tapi Gus Dur, waktu itu sampai di bandara nggak keluar dari bandara, beliau cuma pindah terminal dan langsung terbang ke Barcelona."
"Saya tidak percaya bahwa Gus Dur tak merasa sakit, pasti beliau sakit," kata Gus Yahya.
"Saya yang muda, sehat walafiat saja sakit sekali, seminggu nggak bisa bangun."
"Gus Dur pasti merasakan sakit, tapi beliau mampu mengelola dan menahan rasa sakit itu untuk terus melanjutkan pergulatannya perjuangannya apapun yang terjadi," imbuh dia.
"Jadi beliau ini orang-orang yang tidak memikirkan kepentingan dirinya sendiri sama sekali, bahkan kepentingan badannya tak dipikirkan," ucapnya.
"Yang dipikirkan adalah apa yang beliau yakini sebagai kebenaran dan kemanfaatan bagi orang banyak," kata dia menambahkan.
Berikut satu bagian petikan wawancara khusus Tribunnetwork dengan Gus Yahya :
Gus Dur pernah menjadi Ketum PBNU. Ada tidak visi misi Gus Dur yang mungkin belum terlaksana dan akan diteruskan oleh Gus Yahya jika terpilih jadi Ketum PBNU? Kalaupun terpilih sistem kepengurusan akan seperti apa? Karena banyak santri milenial yang memiliki pemikiran dan ingin membangun dan membesarkan NU, apakah akan diajak ikut serta?
Oh iya karena memang zaman meminta ya, pertama begini kalau apa yang dipikirkan Gus Dur dan apa yang belum dilaksanakan, dulu pada akhir tahun 80-an itu Gus Dur pernah menginisiasi berupa program penyediaan akses kepada lembaga keuangan yang sampai ke grassroot.
Dulu ada gagasan tentang BPRNUSUMA itu didesain kerja sama antara NU dan Bank Suma, tapi kemudian karena banyak alasan saya tahu upaya ini gagal atau kandas. Masih ada satu dua bank yang masih hidup ya tapi kandas.
Tapi saya menangkap apa yang dilakukan Gus Dur itu dua hal penting.
Pertama, mengaktifkan jaringan kepengurusan NU sampai ke tingkat paling bawah yaitu dari tingkat kecamatan dan desa, karena kalau dibuatkan lembaga keuangan di sana, ini pasti bisa langsing enggage dengan masyarakat lapisan bawah.
Kedua, memanfaatkan jaringan kepengurusan NU yang tersebar di seluruh Indonesia ini sebagai outlet untuk menggulirkan agenda-agenda.