Jumat, 26 September 2025

Gus Yahya Kenang Sosok Gus Dur yang Hiraukan Sakit demi Kebenaran dan Kemanfaatan Orang Banyak

"Yang dipikirkan Gus Dur adalah apa yang beliau yakini sebagai kebenaran dan kemanfaatan bagi orang banyak," kata dia.

Dua hal ini yang menjadi inti dari gagasan Gus Dur di dalam eksperimen yang pada waktu itu sayangnya belum berhasil.

Menurut saya saat ini, kita ada pada momentum dan ada pada keadaan yang sangat terbuka peluang untuk mewujudkan gagasan Gus Dur ini.

Bahkan menumpahkannya secara lebih luas, bukan hanya menyangkut soal hal-hal yang terkait dengan fasilitas keuangan tapi bisa yang lain-lain.

Program pertanian, program UKM, program pendidikan, kesehatan, banyak hal yang bisa dikembangkan.

Nah dulu itu, zaman orde baru, ada program KB. Program KB dan salah satu bentuk program itu Posyandu. Posyandu itu dibuka di desa-desa menyediakan macam-macam fasilitas untuk ibu hamil dan anak-anak balita dan semua fasilitas dari pemerintah. Susu, vitamin, vaksin dan lain-lain sampai alat kontrasepsi disediakan di situ.

Nah itu dibuka biasanya sebulan sekali atau sebulan dua kali.


Di daerah-daerah yang di situ ada kantong NU cukup tebal, yang buka lapak itu muslimat NU, muslimat NU menyediakan tempat mengatur orang datang dan pergi tapi semua fasilitas dari pemerintah, ini kerjasama antara muslimat NU dengan BKKBN waktu itu.

Nah ini adalah model kerjasama dan eksekusi program di grass roots menarik sekali yang menurut saya kita butuh untuk me-recreate, menciptakan kembali, dengan prinsip seperti itu.

Kerjasama dengan pihak lain, eksekusi di bawah, fasilitas bisa dari pihak lain tapi kita yang menyediakan atau NU yang menyediakan venue dan orang-orang yang mengelola program yang itu di bawah. Ini adalah gagasan yang menurut saya sangat strategis dan akan bermanfaat bukan hanya bagi NU sendiri tapi juga masyarakat pada umumnya, masyarakat luas. 

Ya soal pengurusan, jelas kita ya saya ini sudah tua, tapi kalo dibanding dengan kiai-kiai yang lebih tua, termasuk muda lah. Termasuk muda. Dan saya itu memang sudah sejak lama berpikir tentang jajaran kader-kader muda ini.


Mulai 2010-2011 itu saya bersama Nusron Wahid, Ketua Umum Ansor pada waktu itu, kami mendesain satu strategi untuk mentransformasikan Ansor ini menjadi organisasi yang lebih coherent dan lebih solid dan alhamdullilah setelah 11 tahun kita lihat hasilnya sekarang, ada hasil bahwa strategi ini memang valid. Nah, itu saya harus bekerja dengan jajaran kader-kader muda NU di Ansor dan ke depan ini saya kira IPNU, IPPNU misalnya dan jajaran yang lebih muda lagi juga harus dikelola di dalam jajaran PBNU akan datang, dua hal yang saya pikirkan memang. 

Satu bahwa, representasi dari daerah-daerah ini harus lebih diperhatikan. Yang kita lihat sekarang postur PBNU ini itu representasi daerah ini belum imbang, masih dominasi dari Jawa misalnya, daerah tertentu gitu masih terlalu besar.

Sementara kita ingin untuk meng-address lebih intensif lagi masalah-masalah di seluruh belahan Indonesia ini, maka kita perlukan representasi dari daerah yang lebih luas. Yang kedua adalah tentu representasi dari generasi yang lebih muda, karena pekerjaan NU, nantikan banyak sekali, kerjaan PBNU banyak dan berat, menurut saya sih kalau stamina kurang itu bisa kedodoran PBNU nantinya saya pikir.

Jadi kita sangat butuh anak-anak muda ini ya, bukan hanya energinya cukup untuk mengurus pekerjaan-pekerjaan di NU tapi juga dia tahu, ini dunia yang beda sekali, dunia yang saya tidak seratus persen bisa memahami dunia hari ini. Ya tapi anak-anak muda, dia begitu paham, dunia macam apa, apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka cari. Kita butuh teman-teman yang lebih paham tentang ini, bukan hanya secara intelektual ya, tetapi juga secara mental. Karena kita bicara soal pengelolaan organisasi dari hari ke hari secara dinamis sehingga secara mental juga harus mengerti, sehingga tidak salah-salah respons. (Tribunnetwork/Vincentius Jyestha) 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan