Selasa, 19 Agustus 2025

Dirjen Sigit Reliantoro: Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Nasional Tahun 2021 Meningkat

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 1,16 poin.

Penulis: Johnson Simanjuntak
Editor: Hasanudin Aco
Ist
Dirjen PPKL KLHK Sigit Reliantoro 

Nilai Indeks Kualitas Air Laut (IKAL) Tahun 2021 (sementara) melebihi target yaitu 81,03.

Provinsi yang mencapai target sebanyak 30 provinsi, dan yang tidak mencapai target 4 provinsi. IKAL provinsi di Indonesia berada pada level baik.

Nilai Indeks Kualitas Lahan (IKL) Tahun 2021 (sementara) meningkat 0,18 dibandingkan tahun 2020 Provinsi yang mencapai target IKL sebanyak 13 provinsi dan yang tidak mencapai target sebanyak 21 provinsi.

Nilai sementara IKL nasional berada pada rentang kategori sedang.

Nilai Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) Tahun 2021 (sementara) mengalami penurunan sebesar 0,53 poin dibandingkan tahun 2020.

Nilai sementara IKTL nasional berada pada rentang kategori sedang.

“Nilai Indeks Kualitas Ekosistem Gambut (IKEG) Tahun 2021 (sementara) yaitu 68,00 melebihi target yaitu 66,30 dengan kenaikan 2,3 poin dari tahun 2020. Nilai sementara IKEG nasional berada pada rentang kategori sedang,” ujar Dirjen Sigit.

Pemulihan Lingkungan Ekoriparian

Lebih lanjut Dirjen Sigit Reliantoro mengatakan, kegiatan ini adalah kombinasi kegiatan restorasi sempadan sungai dengan kegiatan penurunan beban pencemaran khususnya limbah domestik, sampah, serta memiliki manfaat secara lingkungan, edukasi, ekonomi, dan sosial.

Ekoriparian adalah pemanfaatan sempadan sungai untuk menjadi pusat wisata edukasi lingkungan dengan tidak menganggu ekosistem yang ada dan dalam pengelolaan dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Ekoriparian berperan dan bermanfaat sebagai tata ruang hijau di bantaran sungai.

Beberapa lokasi pembangunan dan pengembangan ekoriparian Tahun 2021 yaitu Ekoriparian Bintang Alam (Karawang, Jawa Barat); Ekoriparian Taman Sekar Taji (Solo, Jawa Tengah); Ekoriparian Mega Regency (Bekasi, Jawa Barat); dan Ekoriparian Cikampek Baru (Karawang, Jawa Barat).

Mengenai pengembangan lahan basah buatan atau Constructed Wetland, Sigit menjelaskan, ini adalah ekosistem yang didesain khusus untuk memurnikan air tercemar dengan mengoptimalkan proses fisika dan biokimia yang melibatkan tanaman, mikroba, dan tanah yang tergenang air.

Penerapan penggunaan Lahan Basah Buatan telah dilakukan di PT Bukit Asam dan PT Jorong Barutama Gaston.

Pemulihan Lahan Akses Terbuka selama 2016 – 2021 dilaksanakan dengan total pemulihan seluas 105.196 hektar.

Halaman
1234
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan