Virus Corona
Puncak Kasus Omicron Diprediksi Pertengahan Februari 2022, Pemerintah Siapkan Langkah Mitigasi
Pemerintah memprediksi puncak gelombang kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia terjadi pada pertengahan Februari sampai awal Maret 2022.
Penulis:
Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor:
Arif Fajar Nasucha
Secara geografis daerah-daerah tersebut, berdekatan dan mobilitas masyarakatnya sangat tinggi.
“Kami juga sampaikan bahwa lebih dari 90% transmisi lokal terjadi di DKI Jakarta, jadi kita harus siapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi varian Omicron, dan kita harus sudah memastikan bisa menangani dengan baik,” jelasnya.
Untuk itu, Menkes mendorong agar daerah meningkatkan kegiatan surveilans, sehingga penemuan kasus bisa dilakukan sedini mungkin untuk kemudian di isolasi.
Hal ini dilakukan, supaya tidak menjadi sumber penularan di tengah masyarakat.
Mengenai pelaksanaannya, Kemenkes akan dibantu oleh TNI dan Polri.
Menkes menambahkan, hal yang tak kalah pentingnya, yakni menegakkan protokol kesehatan 5M seperti menggunakan masker, mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak.
Kemudian, aktif menggunakan aplikasi Pedulilindungi harus ditegakkan sebagai bagian penting pengendalian Covid-19.
Menkes menyebutkan, vaksinasi booster juga akan menjadi fokus pemerintah.
Menurutnya, cakupan vaksinasi booster di wilayah Jabodetak akan dikebut untuk meningkatkan dan mempertahankan kekebalan tubuh dari ancaman penularan varian Omicron.
“Selain prokes dan surveilans, juga dipastikan semua rakyat DKI Jakarta dan Bodetabek akan dipercepat vaksinasi boosternya agar mereka siap kalau gelombang Omicron nanti naik secara cepat dan tinggi,” ucap Budi.
Baca juga: Jokowi: 30 Provinsi Tingkat Vaksinasi Sudah di atas 70 Persen
Berkaca dari puncak gelombang kenaikan kasus akibat varian delta pada 2021 lalu, ketersediaan obat juga menjadi fokus Kementerian Kesehatan.
Di awal tahun 2022, Kemenkes telah mendatangkan 400 ribu tablet Molnupiravir sebagai obat terapi tambahan untuk pasien COVID-19 gejala ringan.
Obat ini telah tersedia di Indonesia dan siap diproduksi dalam negeri pada April atau Mei 2022 oleh PT Amarox.
Selain Molnupiravir, Kemenkes juga akan mendatangkan Paxlovid yang rencananya akan tiba pada Februari. Obat-obat ini rencananya akan didistribusikan secara merata hingga ke apotik-apotik.
Terkait kesiapan RS, Menkes mengatakan, meski menular secara cepat, namun gejala pasien Omicron tergolong lebih ringan.
Karenanya, tingkat perawatan untuk pasien dengan gejala sedang maupun berat yang membutuhkan perawatan di RS, presentasenya jauh kebih rendah dibandingkan varian Delta.
Meski kasus Omicron meningkat, pemerintah meminta masyarakat untuk tetap tenang, selalu berhati-hati dan waspada.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS)
Simak berita lainnya terkait Virus Corona