Virus Corona
Anies Tanggapi Permintaan Jokowi untuk Evaluasi PTM di DKI Jakarta: Kita Monitoring Terus
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menanggapi pernyataan Jokowi terkait pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di wilayah DKI Jakarta.
Penulis:
Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor:
Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menanggapi pernyataan Jokowi terkait pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di wilayah DKI Jakarta.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta adanya evaluasi pelaksanaan PTM di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Berkaitan hal tersebut, Pemprov DKI Jakarta terus melakukan evaluasi Pembelajaran Tatap Muka di tengah melonjaknya kasus Covid-19.
Menurut Anies Baswedan, satu hal yang menjadi pertimbangan pihaknya adalah tingkat keterisian rumah sakit.
Baca juga: Covid-19 di Kota Bekasi: 897 Kasus Baru Dalam Sehari, 28 Siswa dan Guru Tertular, PTM Tetap Berjalan
"Salah satu faktor untuk melakukan pengetatan adalah tentang keterisian di rumah sakit."
"Untuk mencegah penularan, makanya kita semua taati protokol kesehatan.Ketika terjadi peningkatan dalam keterisian rumah sakit, maka pengendaliannya dengan mengurangi mobilitas. Itu yang dilakukan selama hampir satu setengah tahun hingga 2 tahun ini," kata Anies Baswedan di kawasan Palmerah, Selasa (1/2/2022).

Lebih lanjut, Anies menyebut, pihaknya terus melakukan monitoring terhadap tingkat kerisian rumah sakit di Jakarta.
"Jadi kita monitoring terus keterisian Rumah Sakit, kemudian apabila terlihat ada tren yang meningkat secara signifikan sehingga dari mengkhawatirkan dari sisi kapasitas rumah sakit, maka akan bisa dilakukan pengetatan," katanya.
Menurutnya, saat ini situasi masih relatif kecil secara jumlah.
Namun, pihaknya akan terus memantau perkembangan ke depannya, sebagaimana yang diberitakan Tribunnews.com.
Baca juga: SMA di Tulungagung Jatim Hentikan PTMT Karena Jadi Klaster Covid-19
Kedepannya, Gubernur tidak menutup kemungkinan untuk kembali memberlakukan pembelajaran jarak jauh.
"Kita dalam situasi harus tenang. Kita juga harus sadar kalau memang angka Omicron meningkat, iya kita harus hati-hati. Tapi di sisi lain tingkat keparahannya tidak seperti 6 bulan lalu."
"Jadi, yang harus kita sama-sama sadari adalah mentaati protokol kesehatan. Bila mengalami gejala ringan atau tanpa gejala, maka isolasi, supaya tidak menularkan kepada yang lain," katanya.
Selanjutnya, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat.
"Terkait kebijakan lain kita akan melakukan evaluasi bersama pemerintah pusat," ucap Gubernur DKI Jakarta.
Diketahui, Presiden Joko Widodo meminta adanya evaluasi atas pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Hal itu disampaikannya saat membuka rapat terbatas evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) secara virtual dari Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Senin (31/1/2022), Selasa (1/2/2022).
"Saya juga minta adanya evaluasi untuk pembelajaran tatap muka, utamanya di Jawa Barat, di DKI Jakarta, dan di Banten," kata Jokowi, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Selasa sore.
Saat ini, kata Jokowi, persentase kasus aktif Covid-19 mengalami kenaikan 910 persen dari sebelumnya.
Presiden pun meminta para menteri dan pimpinan lembaga terkait berhati-hati menyikapi kondisi pandemi saat ini.
"Hati-hati, saya ingin menegaskan kehati-hatian kita karena kasus aktif (Covid-19) naik 910 persen. Dari yang sebelumnya 6.108 kasus di tanggal 9 Januari (2022), kemudian menjadi 61.718 kasus di 30 Januari (2022)," jelasnya.
Kemudian, penambahan kasus baru Covid-19 juga mengalami kenaikan 2.248 persen, yakni dari 529 kasus pada 9 Januari 2022 menjadi 12.422 kasus pada 30 Januari 2022.
Baca juga: Presiden Perintahkan Pantau 6 Provinsi Ini yang Jadi Penyumbang Kasus Aktif Covid-19 Terbesar
Ridwan Kamil Sebut Tengah Evaluasi PPKM hingga PTM di Jabar Seiring Kasus Covid-19 Meningkat
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan pihaknya tengah mengevaluasi soal PPKM di Jawa Barat seiring meningkatnya kasus Covid-19 di Jawa Barat.
"Karena Omicron ini kasusnya tinggi BOR-nya rendah. Kalau dulu kasus tinggi, BOR tinggi," kata Ridwan Kamil di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/1/2022).
Pihaknya tengah meneliti soal ini, sehingga dalam perhitungan PPKM memang agak berbeda dengan tahun lalu.
"Mohon bersabar kita sedang menganalisis."
"Tapi kasus sedang tinggi kita full waspada dengan prokes sambil mengevaluasi PPKM yang paling pas untuk situasi ini termasuk mengevaluasi PTM juga kita evaluasi," ucap Ridwan Kamil.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Larasati Dyah Utami/Reza Deni, Kompas.com/Dian Erika Nugraheny)
Simak berita lainnya terkait Virus Corona dan PTM Terbatas