Jumat, 19 September 2025

G20 di Indonesia

Kemendikbudristek Perjuangkan Empat Agenda Prioritas Pendidikan Dalam G20

Presidensi G-20 Indonesia tahun ini mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger atau Pulih Bersama.

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews/Jeprima
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presidensi G-20 Indonesia tahun ini mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger atau Pulih Bersama.

Tema tersebut terinspirasi dari salah satu nilai dasar bangsa Indonesia yang menjadi budaya, yaitu gotong royong.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, pandemi Covid-19 telah semakin menyadarkan akan pentingnya gotong royong yang dapat membantu bersama-sama pulih dan bangkit.

Mendikbudristek juga mengajak semua pihak untuk bergotong royong agar bisa pulih dan bangkit bersama pascapandemi Covid-19 dan berpartisipasi dalam menyukseskan Presidensi G20 Indonesia.

“Dengan semangat untuk pulih dan bangkit bersama, saya ingin mengajak semuanya untuk menguatkan gotong royong agar kita bisa menyuskeskan presidensi G20 Indonesia serta mewujudkan Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya,” kata Nadiem saat membuka “Kick Off G20 on Education and Culture”, di Jakarta, Rabu (9/2/2022).

Baca juga: Nadiem Makarim: G20 Momentum Tepat Saat Dunia Bangkit dari Pandemi Covid-19

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendilbudristek Iwan Syahril mengatakan selaku Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 (Chair Education Working Group), negara-negara G20 perlu bahu-membahu untuk membantu dunia dalam mengatasi ketimpangan akses pendidikan yang berkualitas dalam pemulihan pascapandemi Covid-19.

Iwan menuturkan, ada empat agenda prioritas pendidikan yang akan diangkat Indonesia dalam Kelompok Kerja Pendidikan G20 atau G20 Education Working Group (EdWG).

Salah satu agenda tersebut berkaitan erat dengan budaya gotong royong bangsa Indonesia, yaitu Solidaritas dan Kemitraan atau 'Solidarity and Partnership'.

“Agenda ini berkaitan dengan kearifan budaya bangsa Indonesia yang tadi sudah disampaikan oleh Mendikbudristek, yaitu gotong royong. Kita ingin menawarkan kearifan budaya bangsa kita sebagai solusi dalam reimagining the future. Karena kita percaya, hanya dengan saling mendukung dan saling bekerja sama, kita bisa maju dan menyelesaikan persoalan-persoalan pendidikan global,” kata Iwan.

Baca juga: Sambut Penyelenggaraan KTT G20, Pekerja di Kawasan Nusa Dua Bali Divaksin Booster

Ketiga agenda prioritas lainnya yaitu Pendidikan Berkualitas untuk Semua atau Universal Quality Education.

Teknologi Digital dalam Pendidikan atau Digital Technologies in Education, dan Masa Depan Dunia Kerja Pasca Covid-19 atau The Future of Work Post Covid-19.

"Agenda yang kami dorong ini berangkat dari tantangan untuk mendorong pemerataan akses dan kualitas pendidikan di semua tingkatan, khususnya untuk kelompok-kelompok yang rentan dalam pemulihan pasca Covid-19," kata Iwan.

Ia pun menjelaskan bahwa agenda ini sebagai bentuk penegasan komitmen Indonesia untuk mewujudkan pendidikan berkualitas bagi semua, sesuai dengan Sustainable Development Goal ke-4.

Agenda prioritas berikutnya, yakni Teknologi digital dalam Pendidikan.

Baca juga: Kick-off AWG G20, Mentan RI Ajak Negara Dunia Bangun Pertanian Berkelanjutan

"Kemendikbudristek ingin menajamkan diskusi dan solusi tentang bagaimana teknologi digital bisa menjadi jawaban atas permasalahan akses, kualitas, dan keadilan sosial di bidang pendidikan,” katanya.

Mengenai agenda Masa Depan Dunia Kerja Pasca Pandemi Covid-19, Kemendikbudristek berpandangan bahwa kebutuhan dunia kerja pasca pandemi Covid-19 mengalami perubahan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan