Hadirnya IKN Nusantara Akan Mendorong Pemerataan Penduduk di Indonesia

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur akan mendorong terjadinya pemerataan penduduk di Indonesia.

Pakar Sosiologi Kota, Prof Gumilar Rusliwa Somantri mengatakan pemindahakan IKN dapat menggeser titik berat pembangunan dari Jawa sentris ke Nusantara sentris.

“Pemindahan IKN merupakan keputusan politik negara yang sangat visioner dan strategis. Secara sosiologis kebijakan ini berati menggeser titik berat pembangunan dari Jawa sentris ke Nusantara sentris,” ujar Prof Gumilar, Selasa (15/2/2022).

Sebagai sosiolog perkotaan dan kawasan, Gumilar mengatakan saat ini Pulau Jawa sudah memiliki 156 juta penduduk dengan daya dukung ruang terbatas.

Dengan adanya IKN Nusantara diharapkan bisa membuat pemerataan penduduk di Indonesia.

“Kaltim sendiri penduduknya lima juta jiwa, padahal luas wilayahnya sama dengan Pulau Jawa ditambah Madura dan Bali. Dengan pindahnya IKN, diharapkan pemerataan penduduk terjadi secara alamiah,” kata dia.

Baca juga: Budi Gunawan Sebut IKN Nusantara akan Menstimulus Pemerataan Ekonomi Nasional

Lebih lanjut, menurut dia, rencana pemindahan IKN sudah sering diwacanakan sejak 1960 hingga era reformasi.

Namun, hal itu baru ditindaklanjuti dengan disahkannya Undang-Undang IKN dalam rapat paripurna DPR RI pada Selasa (18/1/2022).

“Proses pembuatan UU IKN pun sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Bahkan telah melalui pembahasan dan masukan para akademisi, serta perdebatan di DPR RI,” jelasnya.

Sosiolog UI tersebut menambahkan, IKN Nusantara nantinya akan jadi kota percontohan nasional karena merupakan forest city pertama di dunia.

Baca juga: Pindah IKN, Mantan Kepala Bappenas: Kalimantan Mesin Perjalanan Indonesia Menuju Kejayaan

Kota ini juga akan menerapkan sistem transportasi massal modern ramah lingkungan dan menggunakan energi terbarukan secara masif.

“IKN nusantara adalah kota percontohan nasional yang merupakan forest city pertama di dunia. Karena di dalam kota pada masa mendatang melingkupi areal 250 ribu hektar akan terdapat hutan lindung sekitar 65 hektare,” katanya.

“Pembangunannya dengan sistem teknologi maju mampu menyelesaikan persoalan kekurangan air, labilitas geologis, jaminan keamanan, keindahan, dan kenyamanan,” ujar Gumilar.