Senin, 29 September 2025

Virus Corona

Pemerintah Bantah Sepelekan Omicron, Epidemiolog Saran PPKM Lanjut Sampai Pandemi Covid-19 Tamat

Pemerintah bantah disebut menyepelekan omicron, sementara itu Epidemiolog sarankan PPKM lanjut sampai pandemi Covid-19 tamat. 

KompasTV
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers, Minggu (16/1/2022). 

Enam provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Papua.

"Semua provinsi yang sudah melampaui puncak Delta kasusnya, itu rumah sakitnya sekitar 30 persenan dari puncak delta. Ada dua yang agak tinggi, yaitu Jakarta dan Bali," terang Budi.

Setelah Banten, Jabar, dan Bali mendekati puncak, papar Budi, maka lonjakan kasus Covid-19 bergeser ke provinsi-provinsi seperti Jawa timur, Jawa tengah, Jogja, dan di luar Jawa.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. (Tangkap layar kanal YouTube Sekretariat Presiden)

Pemerintah Tak Anggap Enteng Omicron, Cuma Minta Masyarakat Tidak Khawatir Berlebihan

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membantah pemerintah menganggap enteng Covid-19 Varian Omicron.

Pemerintah, kata Luhut, hanya memaparkan data kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia, dibandingkan dengan varian Delta.

"Jangan juga berpikir bahwa pemerintah menganggap enteng, tidak."

"Saya hanya menjalankan data yang ada, jangan membuat kita jadi ketakutan berlebihan," katanya, Senin (14/2/2022).

Baca juga: Covid-19 di Depok: Balita dan Bayi Tertular, 27 Warga Meninggal, Layanan Ambulans Digencarkan

Baca juga: Jadi Tempat Isolasi dan Direvitalisasi, TMII Tetap Bisa Dikunjungi, Jalur Pasien Covid-19 Berbeda

Sejak awal Januari hingga sekarang, kata Luhut, puncak kasus Omicron belum melebihi puncak Delta.

Padahal, apabila merujuk ke negara lain, puncak Omicron biasanya tiga sampai empat kali lebih tinggi dari puncak Delta.

"Tingkat rawat inap rumah sakit dan tingkat kematian juga masih jauh lebih rendah daripada periode Delta," bebernya.

Selain itu, Bed Occupancy Rate (BOR) yang dipublikasikan oleh pemerintah, kata Luhut, sebenarnya belum mencerminkan kapasitas maksimum.

Apabila pemerintah menggunakan kapasitas tempat tidur maksimal seperti yang terjadi pada puncak delta yang lalu, maka BOR-nya akan jauh lebih rendah.

"Misalnya tempat tidur disiapkan di Jawa-Bali hari ini hanya sekitar 55.000, di mana terisi 21.000 tempat tidur, sehingga terlihat BOR saat ini di angka 39 persen."

"Sementara bila menggunakan kapasitas maksimum, maksimal di angka 87.000 tempat tidur seperti saat delta, maka BOR hari ini di Jawa-Bali hanya terisi 25 persen saja."

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan