Kemendikbudristek Lanjutkan PKK dan PKW 2022 untuk Bantu Anak Putus Sekolah
Kemendikbudristek meluncurkan program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) tahun 2022.
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemendikbudristek meluncurkan program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) tahun 2022.
Program ini secara teknis memberikan bantuan terutama kepada anak-anak Indonesia yang putus sekolah untuk meningkatkan kompetensinya dalam berbagai kursus dan pelatihan.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto mengatakan pandemi bukan penghalang untuk tetap berupaya meningkatkan kualitas SDM muda di Indonesia.
"Kursus dan pelatihan yang sifatnya lebih fleksibel dan memiliki waktu belajar yang cepat namun efektif untuk mempersiapkan tenaga kerja atau calon-calon wirausaha justru sangat dibutuhkan saat ini," ujar Wikan melalui keterangan tertulis, Rabu (30/3/2022).
Baca juga: Pendidikan Vokasi Menjadi Salah Satu Prioritas Pemerintah Membangun SDM Unggul & Berkualitas
Ia berharap program ini berdampak signifikan dalam meningkatkan kualitas lulusan vokasi dan mengurangi jumlah pengangguran di masa depan.
Bantuan pemerintah melalui program PKK dan PKW tahun ini tetap diberikan agar upaya untuk mencetak tenaga-tenaga terampil vokasi tetap berjalan.
"Terlebih dengan kerja sama yang semakin kuat dengan dunia kerja serta sinergi antara industri dan pendidikan," ucap Wikan.
Baca juga: Airlangga: Pelatihan Vokasi Bisa Tarik Investor Melalui Jaminan Kualitas SDM
Program ini juga akan memberikan keterampilan tambahan dan ahli di bidangnya.
Wikan menekankan kembali terciptanya ketautsesuaian (link and match) antara lulusan program vokasi dengan dunia usaha dunia industri (DUDI).
Kurikulum dalam program PKK dibuat bersama dengan industri.
Pengajar dilatih pihak industri sehingga kompetensi lulusan dibangun bersama dalam satu ekosistem pembelajaran.
Baca juga: Aplikasi Belajar Farmasi dan Kemendikbud Sosialisasikan Hibah Penelitian Vokasi
Industri juga bertanggung jawab dalam penyerapan lulusan.
Sementara itu, program PKW turut melibatkan usaha mikro kecil menengah (UMKM), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, berbagai pemangku kepentingan yang relevan termasuk pihak yang terkait dengan permodalan.
"Kita lakukan betul sehingga yaitu ketika lulus PKW bukan hanya sertifikat tetapi bagaimana bisa benar-benar tetap atau konsisten bisnisnya. Ini yang harus kita kawal bersama,” tutur Wikan.
Program PKK dan PKW mulai membuahkan hasil sesuai harapan program.
Menurut pengisian data mandiri pada aplikasi PKK dan PKW pada program 2021, kedua program ini telah menunjukkan keterserapan peserta didik yang sangat baik pada dunia kerja dan wirausaha.
Pada PKK, dari jumlah 63.689 peserta didik, total 87 persen terserap di dunia kerja (47 persen) dan sedang magang (40 persen).
Sementara pada PKW, dari jumlah 22.437 peserta didik, terdapat 88 persen yang kemudian berwirausaha.
Kedua program ini telah tepat sasaran dan diharapkan berdampak ke sektor-sektor lain.
Sehingga, pandemi bukan menjadi alasan untuk berhenti memberi harapan kepada anak-anak Indonesia agar tetap berusaha dengan meningkatkan kompetensi dirinya melalui kursus dan pelatihan.
“Meski pandemi memberikan tantangan bagi pemerintah untuk memberikan bantuan, namun program PKK dan PKW tahun ini tetap dialokasikan dengan target 39.896 peserta dan anggaran sebesar Rp 246 miliar,” jelas Pelaksana tugas (Plt) Direktur Kursus dan Pelatihan, Wartanto.