Teroris yang Ditangkap di Sebuah Mal di Bandung, Sudah Lama Diincar dan Dibuntuti Densus 88
Densus 88 kembali melakukan penangkapan warga yang diduga terlibat dalam jaringan terorisme, sejak Minggu (17/4/2022) ada tujuh warga yang ditangkap.
Editor:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Detasemen Khusus Antiteror 88 kembali melakukan penangkapan warga yang diduga terlibat dalam jaringan terorisme.
Setidaknya tujuh warga ditangkap dalam rangkaian operasi yang dilakukan sejak Minggu (17/4).
Tiga di antaranya di wilayah Kabupaten Bandung, dan sisanya di Kota Bandung, Kabupaten Garut, Cirebon dan Bogor.
Ketujuhnya diduga terlibat dalam jaringan teroris Jamaah Islamiyah.
Baca juga: Densus 88 Ultimatum Anggota NII Aktif: Siapapun yang Terlibat Berhadapan dengan Kami!
Penangkapan pertama dilakukan Densus 88 di kawasan Jalan Kapatihan Kota Bandung.
AS (32) ditangkap saat berada di sebuah mal. Densus, yang memang telah membuntutinya, kemudian menggelandang AS ke rumah kontrakannya di Kompleks Anterium, Cisaranten Kulon, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung.
Sejumlah tetangga AS yang ditemui Tribun Jabar, kemarin, mengaku tak terlalu mengenal sosok AS yang ditangkap Densus.
Namun, Sodikin, ketua rukun warga (RW) Kelurahan Cisaranten, mengakui AS adalah warganya.
AS dan keluarganya, ujar Sodikin, sudah satu tahunan mengontrak di sana.
Namun, selama itu pula AS jarang berinteraksi dengan warganya.
"Paling kalau ada acara hari besar Islam seperti kurban dia suka ikut. Dia namanya juga sering ganti-ganti. Kadang Ilyas, kadang Zulfikar, atau Umar," ujar Sodikin yang turut mendampingi petugas Densus 88 Antiteror saat menggeledah rumah kontrakan AS saat ditemui, kemarin.
Baca juga: Polisi Amankan Beberapa Dokumen hingga Laptop Saat Menggeledah Rumah Terduga Teroris di Kota Bandung
Baca juga: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Garut Saat Antar Anak ke Sekolah, Begini Kata Warga
Penggeledahan rumah kontrakan AS, ujar Sodikin, dilakukan malam hari.
"Perkiraan satu jam setengahan lah di rumahnya. Dari jam 10 (malam) sampai jam setengah 12 (malam)," katanya.
Proses penggeledahan juga turut disaksikan oleh istri AS.
"Istrinya yang bukain pintunya juga. Istrinya disuruh nunjukkin surat dan dokumen," kata Sodikin.