Kamis, 2 Oktober 2025

Bursa Capres

Pertemuan Jokowi dan Megawati Dinilai untuk Samakan Persepsi Menuju Pemilu 2024

Pengamat nilai kunjungan silaturahmi Jokowi ke Megawati adahal hal positif, mengingat selama ini ada ketegangan antara Jokowi dan Megawati. 

Penulis: Chaerul Umam
Instagram Puan Maharani
Presiden Joko Widodo bersilaturahmi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Jakarta Pusat. 

Jika Puan hendak bersaing di Pilpres 2024, ia harus memperbaiki kinerja untuk meningkatkan nilai tawar dan mendapatkan perhatian publik. 

"Mestinya seperti itu dan hari ini sudah mulai dengan mengkritik Jokowi, mengkritik pemerintah, tapi itu tidak terlalu berdampak. Karena isunya isu kecil, bukan isu besar yang menjadi fokus perhatian rakyat," ucapnya.

Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani saat bertemu dengan kader di DPC PDI Perjuangan Surabaya, Selasa malam (1/3/2022).
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani saat bertemu dengan kader di DPC PDI Perjuangan Surabaya, Selasa malam (1/3/2022). (Istimewa)

Silaturahmi

Sementara itu Pengamat politik dari UPN Veteran Danis TS Wahidin menangkap bahwa momen lebaran dimanfaatkan sejumlah elit politik untuk saling berkunjung, bersilaturahmi. 

“Para elit ini harus selalu bertemu, baik Pak Jokowi, Ibu Megawati, Pak Prabowo, bertemu untuk untuk kemudian membicarakan persoalan-persoalan kebangsaan. Silaturahmi ini menjadi penting untuk menjaga stabilitas bangsa,” kata Pengamat politik dari UPN Veteran Danis TS Wahidin. 

Bukan cuma ‘tiga serangkai’, tersebut, namun elit politik lain dari partai politik yang berbeda namun merupakan mitra strategis pemerintah. 

Baca juga: Mohon Maaf Tidak Ada Open House di Rumah Ketua Umum PDIP Megawati

Pertemuan Presiden Joko Widodo dan Megawati, seperti yang disebutkan Puan Maharani dalam unggahan instagramnya, membahas hal-hal yang strategis.

Harapannya, bukan sekedar basa-basi politik, namun pertemuan ini diharapkan bisa membawa kebaikan dalam berbangsa dan bernegara.

“Pak Jokowi lebih memunculkan diri sebagai seorang presiden yang akomodatif dan menyelesaikan permasalahan kebangsaan, ekonomi, misalnya minyak, dan permasalahan yang lainnya.” ujar pria yang juga menjabat sebagai Direktur lembaga survei Indodata ini. 

Ditegaskannya, jika pemerintah kompak dengan elit politik, ke depan pemerintah perlu lebih lagi mendengar suara rakyat. 

“Memang harus mendengar aspirasi masyarakat, permasalahan yang ada dan menciptakan kebijakan yang akomodatif tidak diskriminatif, lalu fokus pada masalah kita, yaitu, masalah ekonomi, pendidikan, stabilitas, keamanan dan lain sebagainya,“ pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved