Kamis, 28 Agustus 2025

Pemilu 2024

Survei Litbang Kompas Sebut Elektabilitas Partai Islam Cenderung Turun, Peneliti Ungkap Penyebabnya

Dari semua partai politik, partai berbasis Islam tidak menunjukkan kenaikan bahkan ada kecenderungan stagnan dan menurun.

Editor: Hasanudin Aco
Kompas.com
Ilustrasi Partai-Partai Islam. Survei Litbang Kompas terbaru menyebutkan elektabilitas Partai Islam cenderung stagnan bahkan turun. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Hasil terbaru Survei Litbang Kompas menyoroti elektabilitas partai peserta pemilu.

Dari semua partai politik, partai berbasis Islam tidak menunjukkan kenaikan bahkan ada kecenderungan stagnan dan menurun.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), misalnya, menunjukkan angka elektabilitas 5,4 persen.

Bahkan PKS, jika dibandingkan dengan hasil survei pada Januari lalu, yakni 6,8 persen, elektabilitas PKS menunjukkan penurunan.

Hal yang sama juga berlaku bagi PKB yang cenderung turun meski kecil, dengan 5,5 persen (Januari), dan 5,4 persen (Juni).

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas PDIP Tetap Teratas, Gerindra-Demokrat-Golkar Terus Bersaing

Penurunan elektabilitas juga terjadi pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dari 2,8 persen pada survei Januari lalu, menjadi 2,0 persen pada Juni 2022.

Hanya Partai Amanat Nasional (pan) yang naik dari 2,5 persen (Januari) menjadi 3,6 persen (Juni).

Meski pun tingkat kenaikannya terbilang kecil.

Dua Penyebabnya

Peneliti Politik Islam dari The Political Literacy, Muhammad Hanifuddin, menilai ada dua faktor penyebab partai Islam menurun belakangan ini.

“Dalam perspektif ilmu politik, semisal menurut Anthony Downs (1998), ada dua faktor mengapa elektabilitas partai politik rendah. Pertama, ketiadaan konsistensi visi misi dan program partai yang dirasakan masyarakat,” ujarnya kepada Kompas.TV pada Selasa (21/6/2022).

Hanif lantas menyebut visi dan misi ini krusial.

Apalagi, menurutnya, saat ini masyarakat justru cenderung rasional ketika melihat partai.

“Secara rasional, masyarakat akan memilih partai yang terbukti atau dinilai memberikan manfaat dan keuntungan,” ujarnya.

Faktor kedua, menurut Hanif terkait dengan citra yang ditampilkan para partai Islam.

Baca juga: Gerindra Soroti Turunnya Tingkat Kepuasan Publik terhadap Jokowi-Maruf dalam Survei Litbang Kompas

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan