Selasa, 26 Agustus 2025

Perbedaan Haji Furoda, Haji Plus dan Haji Reguler, Dilengkapi Biayanya

Perbedaan Haji Furoda, Haji Plus dan Haji Reguler terletak pada biaya hingga pihak pengelola. Simak penjelasannya di artikel ini.

SPA Via Arab News
Perbedaan Haji Furoda, Haji Plus dan Haji Reguler terletak pada biaya hingga pihak pengelola. Simak penjelasannya di artikel ini. 

3. Haji Reguler

Program Haji Reguler merupakan program resmi yang dikelola langsung oleh pemerintah Republik Indonesia (RI) melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Masa tunggu Haji Reguler ini paling lama di antara dua program lainnya, yakni mencapai belasan hingga puluhan tahun, tergantung dari banyaknya pendaftar dan kuota di setiap wilayah di Indonesia.

Diketahui, biaya Haji Reguler tahun 2022 ini rata-rata Rp39,8 juta per orang.

Baca juga: Wapres Maruf Amin Bakal Terbang ke Arab Saudi Besok untuk Laksanakan Ibadah Haji

Dimensi Penyelenggaraan Ibadah Haji

Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan, haji tidak semata ritual keagamaan.

Ibadah haji mengandung makna dan fungsi yang bisa dikontribusikan kepada dunia.

Menurut Wamenag, ada empat dimensi dalam penyelenggaraan ibadah haji.

Pertama, dimensi spiritual ibadah haji yang menekankan pentingnya sikap kesalihan pribadi seorang Muslim untuk menjadi sosok yang bertakwa dan selalu mengingat Allah Swt., serta mentaati perintah dan larangan-Nya.

Kedua, dimensi persaudaraan (ukhuwwah) ibadah haji yang menekankan kebersamaan dan kerjasama untuk saling membantu dan saling menolong (ta’awun) dalam kebaikan.

"Kerjasama ini, tentu tidak hanya terbatas kepada Kerjasama antar individu melainkan juga antar komunitas, organisasi dan antar negara-negara penyelenggara perjalanan ibadah haji," jelas Wamenag di Makkah, Senin (4/7/2022), dikutip dari haji.kemenag.go.id.

Ketiga, lanjut Wamenag, dimensi ekonomi ibadah haji yang menekankan pentingnya memberikan kemasalahatan lebih kepada umat manusia dengan berbagai aktivitas ekonomi.

Wamenag berharap aktivitas ekonomi dalam bentuk perdagangan (tijarah), jual beli, dan export-import komoditas kebutuhan jamaah haji antar negara-negara Muslim semakin meningkat di masa akan datang.

"Seharusnya haji dapat menjadi wasilah untuk meningkatkan kerja sama ekonomi bagi negara-negara muslim," jelasnya.

Keempat, dimensi sosial-kemanusiaan ibadah haji.

Hal ini kata Wamenag direfleksikan dengan pemotongan hewan qurban ataupun hadyu (sembelihan) yang harus memiliki tata kelola yang baik (governance).

"Kemudian, daging-dagingnya dapat meningkatkan kualitas hidup dan gizi keluarga tidak mampu di berbagai belahan dunia," jelasnya.

(Tribunnews.com, Widya) (KompasTV, Nadia Intan Fajarlie)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan