Hari Ular Sedunia, 16 Juli 2022: Sejarah dan 5 Jenis Ular Paling Langka di Dunia
Hari Ular Sedunia diperingati setiap 16 Juli. Tujuan diperingatinya Hari ular Sedunia, agar spesies ular tidak punah.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Berikut sejarah Hari Ular Sedunia yang diperingati setiap 16 Juli 2022 lengkap dengan 5 jenis ular paling langka di dunia.
Hari Ular Sedunia diperingati setiap 16 Juli 2022.
Tahun ini, Hari Ular Sedunia jatuh pada hari Sabtu (16/7/2022).
Tujuan diperingatinya Hari Ular Sedunia, untuk membantu orang-orang agar leih banyak mengetahui kehidupan ular serta agar tidak punah, dikutip dari www.republicworld.com.
Sejarah Hari Ular Sedunia
Berikut sejarah Hari Ular Sedunia yang dikutip dari www.daysoftheyear.com:
Baca juga: Pencari Ular dan Katak di Kabupaten Blitar Ditemukan Tewas Dililit Ular Sanca Kembang
Ular adalah salah satu makhluk tertua yang pernah ada dan telah ada di berbagai peradaban di dunia.
Ada sekitar 3.458 spesies ular, mulai dari tundra setengah beku di Kanada utara hingga hutan hijau Amazon.
Ular adalah pemangsa yang sangat efektif dan memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan alam.
Ular juga menarik karena mereka memiliki garis keturunan prasejarah, sehingga memberi kita gambaran sekilas kembali ke masa prasejarah ketika bumi dihuni oleh berbagai reptil.
Beberapa orang tidak tahu bahwa reptil modern secara harfiah adalah keluarga dinosaurus.
Spesies ular yang tampaknya paling membuat orang terpesona adalah King Cobra, ular berbisa terbesar di dunia yang pernah dilihat kebanyakan orang di film-film.
Selain itu, spesies populer ular lainnya adalah Reticulated Python, ular terpanjang di dunia yang membunuh mangsanya dengan mencekiknya.

5 Jenis Ular yang Paling Langka di Dunia
Berikut 5 jenis ular yang paling langka di Dunia yang dikutip dari a-z-animals.com:
1. Antiguan Racer
Untuk waktu yang lama, Antiguan Racer dianggap sebagai ular paling langka di dunia. dan terancam punah.
Ular itu menjadi terancam setelah pengenalan Asian Mongoose, Black Rat (Tikus rumah) , dan tikus got.
Predator ini, ditambah kohabitasi manusia, membawa mereka ke ambang kepunahan.
Pada beberapa waktu lalu, populasi Antiguan Racer turun di bawah 150, tetapi dengan upaya konservasi besar-besaran, mereka sedikit pulih dan memiliki populasi yang agak stabil.
2. St. Lucian Racer
St. Lucian Racer memiliki nasib yang hampir sama dengan Antiguan Racer
St. Lucian Racer merupakan salah satu spesies ular yang paling angka di dunia, dengan perkiraan 18 individu tersisa di alam liar.
Ular itu menjadi terancam ketika Black Rat dan Asian Mongoose diperkenalkan di pulau tempat mereka tinggal.
Mereka membunuh sejumlah besar ular dan memakan telurnya.
St. Lucian Racer diyakini telah punah pada tahun 1936 tetapi kemudian ditemukan kembali pada tahun 1973 di pulau Maria Major.
Hal tersebut menjadi fokus upaya konservasi di seluruh pulau karena beberapa orang berharap untuk menyelamatkan ular asli ini.
3. Trang dan Roxane’s Blind Snake
Ada banyak spesies Blind Snake.
Namun kebanyakan Blind Snake bersembunyi di bawah tanah dan jarang muncul .
Karena bentuknya yang kecil, membuatnya susah terlihat oleh manusia.
Trang dan Roxane’s Blind Snake adalah dua spesies yang sangat langka hingga saat ini.
Diketahui, kedua spesies ini sangat langka sehingga tidak pernah terlihat lagi setelah ditemukan.
Mereka mungkin masih ada, tetapi dengan betapa sulitnya menemukannya, sulit untuk mengetahui berapa banyak atau di mana mereka ada, selain Thailand.
4. Striped Blind Snake
Striped Blind Snake merupakan ular penggali kecil yang hidup di bawah tanah, membuat mereka sangat sulit ditemukan.
Striped Blind Snake juga dapat ditemukan di bawah kayu bulat dan di vegetasi hutan setinggi 1400m di atas permukaan laut.
Ulat tersebut memiliki ukuran yang sangat kecil, 48 cm dalam spesimen terbesar yang pernah ada.
Ciri-ciri Striped Blind Snake di antaranya, mata yang ditutupi oleh kulit hingga hampir tidak terlihat, dan serangkaian 10 pasang garis-garis gelap dan terang yang berselang-seling.
Striped Blind Snake diyakini telah punah selama 172 tahun, tetapi seekor ular mati ditemukan di Bukit Timah Nature Reserve di Singapura hanya beberapa tahun yang lalu.
Keberadaan mereka telah didokumentasikan di Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand selatan.
Keberadaan mereka tidak berbahaya bagi manusia.
5. Albany Adder
Albany Adder pertama kali didokumentasikan pada tahun 1937 dan hanya didokumentasikan 12 kali sejak itu.
Ular ini hidup di Cape Providence bagian timur dan selatan Afrika Selatan dan dianggap punah selama bertahun-tahun.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Ular