Bursa Capres
Survei Terbaru SPP: Gerindra Tempel PDIP, Elektabilitas Prabowo Masih Teratas
Tingginya elektabilitas Prabowo juga berdampak positif ke kenaikan perolehan suara Partai Gerindra di Pemilihan Umum Legislatif 2024.
Editor:
Malvyandie Haryadi
"Pun demikian dengan Anies. Meski Anies dimasukkan dalam daftar capres potensial pilihan Nasdem, namun hingga kini namanya belum resmi diumumkan."
Tantangannya, menurut Asrudin, kini adalah tinggal bagaimana Gerindra cerdik dalam melakukan komunikasi politik untuk menjaring dukungan dari parpol lain agar memenuhi kuota 20 persen dan bahkan lebih.
Jika skenario politik ini berhasil dimainkan oleh Gerindra dengan baik, jalan Prabowo menuju kursi kekuasaan pada 2024 mendatang berada di atas angin.
Alarm bagi PDIP
Selain mengukur elektabilitas Capres 2024, SPP juga mencari tahu kekuatan parpol-parpol dari sisi pilihan publik.
Setelah melakukan survei selama 10 hari, SPP menemukan bahwa terdapat efek bola salju yang diterima oleh Gerindra.
Efek bola salju adalah suatu situasi di mana semakin tinggi elektabilitas capres yang diusung, semakin banyak publisitas yang akan didapatkan oleh partainya, dan dengan begitu semakin tinggi pula pilihan publik atas partai tersebut.
Efek ini terlihat saat mengukur tingkat keterpilihan parpol. Hasilnya Gerindra tetap menempati posisi kedua dengan terus membayangi PDIP.
Walau begitu, jika dikomparasikan dengan Pileg 2019, perolehan suara Gerindra grafiknya terbilang meningkat, sementara PDIP stagnan.
Pada Pileg 2019, Gerindra memperoleh suara 12,57 persen , saat ini (meski Pileg belum dilangsungkan) suaranya meningkat menjadi 14.02 persen . Sementara itu, suara PDIP menurun sedikit, dari 19,33 % pada 2019 menjadi 18.25 % pada saat sekarang.
Lalu, pertanyaannya adalah mengapa suara PDIP menjadi stagnan?
Pertama, menurutnya, boleh jadi karena PDIP saat ini belum memiliki Capres dengan magnet politik publik.
Kedua, blunder politik Ketum PDIP Megawati terkait pernyataannya mengenai minyak goreng yang dinilai telah menyakiti hati rakyat kecil.
"Ini adalah alarm politik bagi PDIP. Jika di sisa waktu ini tidak ada perbaikan strategi politik dari PDIP, Gerindra akan terus mendekati suara PDIP dan bukan tidak mungkin jika elektabilitas Prabowo meningkat, Gerindra bisa saja melampaui PDIP dengan mendapatkan suara dari mereka yang belum menentukan pilihan sama sekali."