Rabu, 20 Agustus 2025

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Deretan Pelanggaran dalam Kerusuhan Arema FC vs Persebaya: Gas Air Mata hingga soal Tiket

Berikut deretan pelanggaran yang menghinggapi kerusuhan Arema FC vs Persebaya yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) di Stadion Kanjuruhan.

Surya Malang/Purwanto
Kericuhan suporter Areman FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas.Berikut deretan pelanggaran yang menghinggapi kerusuhan Arema FC vs Persebaya yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) di Stadion Kanjuruhan. 

“Yang diizinkan 25 ribu tiket tapi kemudian yang dijual 45 ribu tiket. Itu secara nyata telah melanggar aturan,” ujarnya.

Baca juga: Kronologis Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Dipicu Kekecewaan Aremania karena Kalah dari Persebaya

Di sisi lain, Akmal menilai PT LIB tidak mengantisipasi bahwa pertandingan Arema FC vs Persebaya adalah derby Jawa Timur yang dipastikan akan penuh gengsi.

“Yang kedua tim punya rivalitas yang sangat tinggi. Arema misalnya, bagi mereka kalah dari tim mana saja, itu boleh tapi asal jangan dari Persebaya. Pertandingan kemarin (Arema) kalah dari Persebaya di kandang sendiri,” tuturnya.

Akan Jadi Perhatian FIFA karena Indonesia Jadi Tuan Rumah Pildun U-20

Suporter Arema membopong korban dalam rusuh antara massa suporter melawan polisi yang melakukan pengamanan di pertandingan sepakbola antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu malam 1 Oktober 2022.
Suporter Arema membopong korban dalam rusuh antara massa suporter melawan polisi yang melakukan pengamanan di pertandingan sepakbola antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu malam 1 Oktober 2022. (Surya Malang/Purwanto)

Akmal pun melihat kerusuhan ini pun akan menjadi perhatian FIFA lantaran Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada tahun 2023.

Menurutnya, jika pemerintah dan PSSI tidak segera melakukan evaluasi maka kemungkinan besar FIFA akan mengeliminasi Indonesia sebagai tuan rumah.

“Bukan mustahil FIFA menyikapi dengan keputusan mengeliminasi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 di tahun 2023,” katanya.

Hal tersebut, kata Akmal, diperkuat dengan kerusuhan terjadi di lapangan pertandingan dan deretan regulasi yang dilanggar terkait pengamanan.

“Kejadian terjadi di lapangan dan saat masih dalam situasi pertandingan. Artinya pihak pansel tidak siap dalam mengantisipasi kasus ini.”

“Pihak PSSI juga khilaf tidak mensosialisasikan aturan-aturan pertandingan sepakbola,” paparnya.

Baca juga: Ada Tembakan Gas Air Mata di Kerusuhan Arema FC vs Persebaya, Polisi Buka Alasannya

Diketahui, kerusuhan setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya mengakibatkan 127 orang tewas hingga berita ini diturunkan.

Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan kerusuhan terjadi lantaran suporter Arema FC kecewa karena rekor kandang Singo Edan melawan Persebaya harus ternodai.

Seperti diketahui, Arema FC kalah dari Persebaya 3-2.

“Dalam peristiwa tersebut 127 orang meninggal dunia. Dua diantaranya anggota Polri. Yang meninggal di stadion ada 34 (korban) sisanya di rumah sakit saat upaya proses penolongan.”

“Selain itu, 180 orang masih dalam proses perawatan dilakukan upaya penyembuhan,” ujarnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan