Jumat, 5 September 2025

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

PROFIL Nugroho Setiawan, Anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan yang Miliki Lisensi FIFA Security Officer

Berikut profil mantan pengurus PSSI, Nugroho Setiawan, yang menjadi anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan.

www.pssi.org
Mantan Pengurus PSSI, Nugroho Setiawan yang menjadi anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan. Nugroho juga menjadi satu-satunya orang di Indonesia yang memiliki lisensi FIFA Security Officer. Kini Nugroho diangkat oleh FIFA untuk menjadi Hygiene Officer dan aktif sebagai Security Officer AFC. 

Tak hanya itu, Nugroho juga menjadi pengajar sertifikasi untuk manajer keamanan.

Karier Nugroho di PSSI telah berakhir, kini ia diangkat oleh FIFA untuk menjadi Hygiene Officer.

Nugroho kini juga aktif sebagai Security Officer AFC dan ditugaskan untuk match AFC.

Baca juga: Masa Penundaan Liga 1 2022/2023 Pasca-tragedi Kanjuruhan Bertambah, LIB: Ditunda Selama 2 Pekan

Tanggapan Nugroho soal Tragedi Kanjuruhan

Dilansir Kompas.com, Nugroho mengaku menyayangkan terjadinya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, setelah berakhirnya laga Arema FC dengan Persebaya Surabaya.

Karena menurut Nugroho, kerusuhan tersebut sebenarnya bisa dikalkulasi, diprediksi, dan dimitigasi.

"Saya menyesali sekali hal tersebut terjadi, karena sebenarnya semua itu bisa dikalkulasi dan diprediksi, kemudian dimitigasi. Ada satu mekanisme yang secara umum di manajemen adalah risk management untuk membuat suatu mitigation plan," kata Nugroho, dilansir Kompas.com, Senin (3/10/2022).

Nugroho menilai, ada tiga poin yang harus diantisipasi dalam penyelenggaraan pertandingan.

Dalam foto yang diambil pada 1 Oktober 2022 ini, sekelompok orang menggendong seorang pria usai pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. - Sedikitnya 127 orang tewas di sebuah stadion sepak bola di Indonesia pada akhir 1 Oktober ketika para penggemar menyerbu lapangan dan polisi merespons dengan gas air mata, yang memicu penyerbuan, kata para pejabat. (Photo by AFP)
Dalam foto yang diambil pada 1 Oktober 2022 ini, sekelompok orang menggendong seorang pria usai pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. - Sedikitnya 127 orang tewas di sebuah stadion sepak bola di Indonesia pada akhir 1 Oktober ketika para penggemar menyerbu lapangan dan polisi merespons dengan gas air mata, yang memicu penyerbuan, kata para pejabat. (Photo by AFP) (AFP/STR)

Baca juga: Sayangkan Tragedi Kanjuruhan, Dede Yusuf: Penggunaan Gas Air Mata Tidak Diperbolehkan

Yakni kesamaan persepsi pengamanan di antara semua stakeholder, kondisi infrastruktur, serta supporter behaviour.

"Poin yang kesatu adalah kesamaan persepsi pengamanan di antara semua stakeholder. Yang kedua adalah kondisi infrastruktur, ini harus dilakukan assessment. Yang ketiga adalah supporter behaviour itu sendiri yang harus kita engineering," terang Nugroho.

Kemudian setelah ketiga poin tersebut tersinkronisasi, maka akan bisa dilakukan penilaian risiko yang menghasilkan sebuah rencana pengamanan yang disetujui bersama, atau agreed behaviour and procedure.

"Ketiga aspek ini harus tersinkronisasi, dan ketika kita melakukan penilaian risiko atau risk assessment, kita akan akan menghasilkan sebuah rencana pengamanan yang disetujui bersama, jadi suatu agreed behaviour and procedure."

Baca juga: Inisiator GNK Sampaikan Keprihatinan dan Kecam Tragedi Maut di Kanjuruhan

"Nah, sinkronisasi ini mungkin yang tidak terjadi. Mungkin ketika risk assessment dilakukan, kesimpulannya menjadi keputusan yang tidak populer, misalnya pertandingan dilakukan di siang hari, dengan pembatasan jumlah penonton, dan lain-lain. Pasti tidak populer dan tidak memenuhi aspek revenue," ungkapnya.

Lebih lanjut, Nugroho menyebut hingga kini Indonesia masih belum bisa mencapai kesamaan persepsi dalam pertandingan sepak bola.

Pasalnya, menurut Nugroho, perbaikan untuk mencapai kesamaan persepsi ini masih sering terlupakan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan