Rabu, 3 September 2025

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Soal Tragedi Kanjuruhan, Polri Dikritik New York Times dan Disindir Profesor Asing

Kembali kinerja polisi jadi sorotan media dan ahli asing tentang tragedi di Stadion Kanjuruhan, Polri pun akhirnya buka suara beri respons.

Kolase Tribunnews
kolase foto tragedi di Stadion Kanjuruhan dan Arema berduka. Kembali kinerja polisi jadi sorotan media dan ahli asing tentang tragedi di Stadion Kanjuruhan, Polri pun akhirnya buka suara beri respons. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tragedi maut yang menewaskan suporter Arema FC dan dua anggota polisi di Stadion Kanjuruhan, Malang kini jadi perhatian dunia.

Kinerja polisi lah yang kembali menjadi bulan-bulanan hingga Polri memberikan respons.

Pertama media asal Amerika Serikat (AS), New York Times, menuliskan di akun Twitter mereka, bahwa polisi Indonesia kurang terlatih dalam mengendalikan massa.

Tak hanya itu, dalam hampir semua kasus, Polri tidak pernah dimintai pertanggungjawaban atas kesalahan langkah mereka dalam mengantisipasi kerusuhan.

Berikutnya dalam laman Washington Post, menuliskan pendapat Clifford Stott, Profesor di Universitas Keele Inggris.

Clifford Stott menyinggung tentang tindakan pihak polisi Indonesia.

Selain itu, Clifford Stott juga menyoroti manajemen stadion Kanjuruhan yang buruk.

Soal Tragedi di Kanjuruhan, Profesor di Inggris Sindir Sikap Polisi dan Manajemen Stadion yang Buruk

Lagi-lagi kinerja polisi jadi sorotan ahli asing tentang tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Diketahui, tragedi maut yang menewaskan suporter Arema FC dan dua anggota polisi kini jadi sorotan media asing.

Termasuk dalam laman Washington Post, menuliskan pendapat Clifford Stott, Profesor di Universitas Keele Inggris.

Clifford Stott menyinggung tentang tindakan pihak polisi Indonesia.

Selain itu, Clifford Stott juga menyoroti manajemen stadion Kanjuruhan yang buruk.

"Clifford Stott mempelajari sikap kepolisian di event olahraga (Indonesia), meninjau dari video yang disediakan The Post, yang terjadi di Kanjuruhan adalah akibat langsung dari tindakan polisi yang dikombinasikan dengan manajemen stadion yang buruk," lansir Washingtonpost.com.

Clifford Stott menyebut kejadian kunci tragedi Kanjuruhan dimulai saat penembakan gas air mata dengan posisi pintu tertutup.

Halaman
1234
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan