Sekeluarga Tewas di Jakarta Barat
Petugas Koperasi Rahasiakan saat Keluarga Kalideres Tewas, Bisa Dijerat Pidana?
Kombes Pol Hengki Haryadi menyebut pihaknya masih mendalami dengan memeriksa saksi-saksi dalam kasus tersebut.
Penulis:
Abdi Ryanda Shakti
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi hingga kini masih menyelidiki kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
Terbaru, polisi mengungkap seorang saksi yang merupakan petugas koperasi simpan pinjam yang tidak melapor saat melihat jenazah salah satu korban Reni Margaretha di rumah tersebut.
Terkait itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi menyebut pihaknya masih mendalami dengan memeriksa saksi-saksi dalam kasus tersebut.
"Masih kita dalami ya. Ini kan bukan hanya satu tapi tiga orang, saling melengkapi," kata Hengki kepada wartawan, Rabu (23/11/2022).
Hengki tidak menegaskan apakah para saksi yang diduga merahasiakan karena permintaan salah satu korban benama Budiyanto untuk tidak melapor itu bisa dijerat pidana atau tidak.
Dia hanya menyebut jika para saksi tersebut justru membuat penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian bisa menjadi terang.
Baca juga: 8 Temuan Baru Kasus Keluarga di Kalideres Tewas: Jasad si Ibu Masih Dirawat Meski Sudah Meninggal
"Ini justru membantu penyelidikan kita dan ini terungkap dari hasil digital forensik. Kita masih dalami semua," jelasnya.
Korban Minta Saksi Tak Melapor
Hengki mengatakan petugas koperasi simpan pinjam sempat tidak melaporkan oleh Budiyanto ketika melihat Reni Margaretha sudah tewas pada Mei 2022 lalu.
Saat itu, tujuan saksi datang ke kediaman korban berkaitan dengan penggadaian sertifikat rumah.
Namun, itu, ketika mengetahui bahwa Margaretha sudah tak bernyawa, saksi langsung pergi keluar rumah.
"Langsung keluar yang bersangkutan tidak ingin lagi melanjutkan proses gadai pinjam uang ini, langsung mengajak dua saksi lain segera keluar," kata Hengki di Polda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).
Setelah itu, Budiyanto langsung mengejar petugas tersebut dan meminta agar tidak melaporkan apa yang sudah dilihatnya di dalam rumah.
"(Budyanto menyampaikan) tolong jangan sampai dilaporkan ke polisi, jangan sampai dilaporkan ke pihak RT ataupun warga sini tolong, dan ternyata memang tidak dilaporkan," ucap Hengki.
Hengki mengaku menyesalkan keputusan yang diambil oleh saksi dengan tidak melaporkan soal jasad di dalam rumah tersebut. Alhasil, kematian satu keluarga itu baru diketahui berbulan-bulan kemudian.
"Ini yang kami sesalkan seharusnya kita semua sebagai masyarakat tidak boleh permisif," ujarnya.
Sang Anak Tak Akui Ibunya Sudah Tewas
Dian, salah satu korban tewas di Kalideres, Jakarta Barat masih memberikan susu hingga menyisiri rambut ibunya bernama Reni Margaretha meski sudah dalam keadaan tak bernyawa.
Hal tersebut sesuai keterangan petugas koperasi yang datang ke rumahnya untuk proses menggadaikan rumah pada Mei 2022 lalu.
Setelah melihat kondisi Margaretha yang tewas dan sudah membengkak, saksi menyampaikan kepada Dian.
Namun, Dian membantah keterangan saksi dan menyatakan jika ibunya itu masih hidup.
"Saat pegawai koperasi di dalam kamar menyampaikan bahwa ibunya sudah jadi mayat, Dian jawab ibu saya masih hidup, tiap hari saya berikan minum susu, sambl disisir dan rambutnya rontok semua," kata Hengki.
Meski begitu, Hengki tidak mau berspekulasi soal kasus tersebut, termasuk soal apakah Dian memiliki kondisi kejiwaan tertentu karena mengganggap ibunya masih hidup meski sudah meninggal dunia.
"Nah itu yang dalam proses penelitian oleh tim psikologi forensik, ini ahlinya beliau-beliau ini yang akan menganalisis, yang jelas pada saat itu (Dian menyampaikan) ibu saya belum meninggal, disisir rambutnya rontok setiap hari minum susu, tapi pada saat keluar nangis, itu ada foto-fotonya," tutur Hengki.