Senin, 29 September 2025

Polisi Tembak Polisi

Redam Amarah Ferdy Sambo karena Kejadian di Magelang, Putri Candrawathi: Saya Peluk Sambil Menangis

Pernyataan tersebut disampaikan Putri Candrawathi di persidangan Rabu (11/1/2023) dalam sidang lanjutan tewasnya Brigadir J di Duren Tiga.

Istimewa
Sidang lanjutan perkara dugaan pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J atas terdakwa Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (11/1/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terdakwa pembunuhan berencana Putri Candrawathi mengatakan bahwa dirinya memeluk suaminya Ferdy Sambo setelah menyampaikan kejadian pelecehan di Magelang.

Pernyataan tersebut disampaikan Putri Candrawathi di persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (11/1/2023) dalam sidang lanjutan tewasnya Brigadir J di Duren Tiga.

"Saudari terdakwa saya kembali ke Saguling ketika pertama kali saudari menjelaskan cerita yang di Magelang kepada suami saudari terdakwa Ferdy Sambo," kata JPU di persidangan kepada Putri Candrawathi.

"Saudari menjelaskan bahwa ekspresi dari saksi Ferdy Sambo mukanya memerah dan tangannya mencengkram. Saudari menjelaskan itu kondisi seseorang sedang marah. Pada saat itu ada tidak saudari mencoba menenangkan suami suadara," tanya JPU.

Baca juga: Tangis Putri Candrawathi Pecah saat Ceritakan Detik-Detik Brigadir J Masuk Kamarnya

"Waktu itu saya hanya memeluk suami dan saya sambil menangis karena saya tidak tahu harus berbuat apa," jawab Putri Candrawathi.

Kemudian JPU mengatakan bahwa Putri Candrawathi dalam persidangan menjelaskan telah memaafkan perbuatan Joshua di Magelang.

"Iya saya sudah mengampuni yang bersangkutan," jawab Putri Candrawathi.

Sebelumnya dalam persidangan Putri Candrawathi sambil terisak tangsis ceritakan awal mula kejadian pelecehan di Magelang yang dialaminya.

Kesaksian itu disampaikan Putri Candrawathi di persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (11/1/2023) dalam sidang lanjutan tewasnya Brigadir J di Duren Tiga.

"Saudara sebagai saksi kemarin kami perkirakan apa yang saudara terangkan terkait kejadian pelecehan kurang lebih 18.30 WIB. Masih ingat dimulainya itu?" tanya Hakim Wahyu kepada Putri Candrawathi di persidangan.

"Mohon maaf yang mulia untuk waktu saya tidak tahu," jawab Putri.

"Saudara tidak tahu tapi di luar sudah gelap atau terang saudara masih ingat tidak?" tanya hakim.

"Masih terang," jawab Putri.

"Masih terang anggaplah antara 17.30 WIB sampai 18.00 WIB karena kita menyesuaikan keterangan Richard dan Ricky Rizal yang mana mereka baru kembali saudara hubungi sekitar pukul 19.00 WIB. Sehingga kita coba tentukan waktunya. Dan itu yang bisa menjelaskan saudara sendiri," lanjut Hakim Wahyu kepada Putri Candrawathi.

"Mohon izin yang mulia karena saya tidak memakai jam jadi tidak tahu pasti," jawab Putri.

"Maka dari itu kita hanya mengira-ngira berdasarkan keterangan saksi-saksi lain apakah ada persesuaian dengan keterangan saudara atau tidak," kata Hakim Wahyu.

"Tadikan saudara cerita pintu kaca, saudara kunci sehingga pintu kayunya tetap terbuka," sambungnya.

"Iya di lantai dua itu, kalau menuju lantai dua ada pintu kaca dulu, pintu saya kunci dulu kalau mau masuk ke kamar saya ada pintu kaca nyamuk itu saya tutup. Lalu ada pintu kayu berwarna putih posisinya terbuka," jawab Putri.

"Setelah pintu kaca Tertutup yang suadara bilang dikunci. Apakah dimungkinkan orang lain naik dari bawah ke atas?" tanya hakim.

"Kalau terkunci tidak tetapi kalau dipaksa dibuka mungkin bisa karena pintu sliding kuncinya hanya nyantol," jawab Putri.

"Sekarang saya mau tanya kapan saudara sadar Joshua masuk ke kamar suadara?" tanya hakim di persidangan.

"Waktu itu saya tertidur terdengar seperti suara pintu dibuka keras, lalu saya membuka mata saya...," cerita Putri.

Saat itu di persidangan Putri Candrawathi terlihat menahan tangisnya jadi tidak melanjutkan ceritanya.

"Tidak perlu diceritakan semua saya hanya ingin tahu waktunya. Saudara sudah berikan keterangan kemarin," jelas hakim.

"Joshua sudah ada di kamar di dekat kaki saya," jawab Putri.

"Waktu itu Susi naik dulu ya waktu suadara terjatuh terduduk itu," tanya hakim.

"Setelah saya jatuh terduduk lalu saya tersadar ketika Susi memegang kaki kanan saya (Putri Candrawathi terlihat ingin menangis) dia menggoyangkan kaki saya," jawab Putri.

"Dia (Susi) bilang ibu-ibu," kata Putri sambil menangis.

"Lalu saya membuka mata saya lalu menangis. Lalu Susi berteriak Om Kuat, Om Kuat tolong Ibu," kata Putri.

"Lalu Kuat naik keatas memegang kaki kiri saya. Lalu saya diangkat Kuat dan Susi ke dalam kamar dibaringkan ke tempat tidur," lanjut Putri.

"Lalu Susi menggosokkan kaki saya dengan minyak kemudian menyelimuti saya sambil menangis," sambungnya.

Kemudian kata Putri Candrawathi Kuat menyuruh Susi mengunci pintu.

"Lalu Kuat sepertinya langsung turun ke bawah karena mendengar suara ribut-ribut di lantai satu," jawab Putri.

"Suara kuat agak keras ya?" tanya hakim.

"Iya betul," jawab Putri.

Putri Candrawathi melanjutkan lalu suara itu menghilang tidak lama Kuat naik ke atas kembali.

"Lalu saya tanyakan Om Kuat Dek Ricky dan Richard dimana. Saya bilang tolong telepon om,"

"Tapi om kuat tidak bawa telpon saat itu kerena teleponnya di bawah. Lalu saya bilang Susi tolong telepon Om Ricky dan Richard tapi Susi juga tidak bawa telepon," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan