KLHK Targetkan 70 Persen Sampah Laut di Tahun 2025 Berkurang, Apa Langkah Nyatanya?
Kementerian Lingkungah Hidup dan Kehutanan (KLHK) menargetkan di tahun 2025, sampah plastik di laut berkurang 70 persen.
Vivien mengungkapkan, TPA menjadi faktor yang berperan menyebabkan gas emisi rumah kaca.
"Nah kalau dari sampah dan limbah itu memang yang memberikan faktor gas emisi rumah kaca itu adalah dari TPA," kata Vivien, di Jakarta, Rabu ini.
Ia kemudian menjelaskan, hal itu disebabkan oleh sampah organik yang dibuang di TPA menghasilkan gas metan.
"TPA dari mana? Dari gas metannya. Sampah organik dibuang. Dari situ menghasilkan gas metan. Nah itulah yang menghasilkan gas emisi rumah kaca," tuturnya.
Oleh karena itu, kata Vivien, pihaknya berupaya sedikit demi sedikit mengelola dan mengurangi sampah yang masuk ke TPA.
Selain itu, ia berharap, di tahun 2030, Indonesia tidak perlu lagi membangun TPA baru.
"Nanti diharapkan pada tahun 2030 itu kita dengan TPA yang ada aja. Jadi jangan ada TPA baru lagi," ujarnya.
"Antara 2030, kita punya target di 2040. 10 tahun itu kita harapkan TPA yang ada itu kita lakukan landfill mining. Sehingga diharapkan 2040 tidak ada lagi," kata Vivien.
Baca juga: Jelang HPSN 2023, KLHK Sebut Tragedi TPA Leuwigajah Jadi Renungan Penuntasan Pengelolaan Sampah
Adapun ia menjelaskan, landfill mining merupakan metode untuk menambang TPA.
"Jadi kita mengambil sampah-sampah lama itu, kemudian dijadikan bricket sampah tadi," ucapnya.
Sebelumnya, Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun ini akan jatuh, pada tanggal 21 Februari 2023 mendatang.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan, pada HPSN 2023 ini mengangkat tema "Tuntaskan Kelola Sampah Untuk Kesejahteraan Masyarakat".
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK, Rose Vivien Ratnawati mengatakan, pemilihan tema tersebut salah satunya dilatarbelakangi oleh tragedi longsor di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada tahun 2005 silam.
Viviane menyebut, lebih dari 150 orang tewas dalam tragedi tersebut.
"HPSN ini sebenarnya adalah renungan bahwa persoalan sampah itu harus kita sikapi," kata Vivien, dalam konferensi pers, di Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2023).
Lebih lanjut, Vivien menjelaskan, persoalan sampah harus disikapi secara serius.
"Persoalan sampah itu harus kita sikapi karena sampah itu kita produksi setiap hari ya," jelas Vivien.
"Per individu 0,7 Kilogram per orang per hari. Dan seharusnya sampah itu bisa kita kelola," sambungnya.
Perusahaan Surya Darmadi Buka Perkebunan Sawit Tanpa SK Pelepasan Hutan dari KLHK |
![]() |
---|
Hadiri Peringatan Hari Lingkungan Hidup, Waka MPR Ajak Pemerintah Kolaborasi Atasi Darurat Sampah |
![]() |
---|
Fasilitas Daur Ulang Sampah Plastik PET Berkapasitas 3.900 Ton/Tahun Beroperasi di Sukabumi |
![]() |
---|
Kerjasama dengan UAE, Surabaya Jadi Kota Pertama Proyek Penanganan Sampah Plastik di Sungai |
![]() |
---|
BRI Dorong Aksi Nyata Atasi Sampah Plastik Lewat Program Zero Waste to Landfill |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.