Minggu, 28 September 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

KKB Ancam Tembak Pilot Susi Air, Beri Waktu 2 Bulan, Negosiasi akan Dibantu Dewan Gereja

Dalam video berdurasi 71 detik itu, pihak KKB hanya memberi waktu dua bulan kepada negara untuk bernegosiasi.

Tribun-Papua.com/Istimewa
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya kembali menyebar foto dan video kondisi Susi Air Capten Philip Mark Mehrtens. 

Selain itu, pihak dari Komnas HAM juga menawarkan diri untuk ikut berunding terkait dengan negosiasi yang akan dilakukan ini.

"Saya membuka diri untuk semua pihak, yang dari awal yakni pihak Pemerintah Nduga bekerja sama dengan kapolres, kemudian ada juga pihak dari Komnas HAM yang menawarkan diri dan kami terima," lanjut Fakhiri.

Dengan bantuan komunikasi itu, Fakhiri berharap, negosiasi dapat berjalan lancar dan Kapten Philips segera dapat kembali ke keluarganya.

“Saya berharap negosiasi tersebut menghasilkan hasil yang baik."

"Kita memberikan kesempatan kepada kelompok Egianus bisa mengembalikan pilot melalui jalur negosiasi secara baik," ujar Fakhiri. 

Baca juga: Polda Papua Libatkan Pihak Gereja Upayakan Pembebasan Pilot Susi Air dari KKB

Tak Ingin Ada Pertumpahan Darah

Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI Izak Pangemanan mengatakan saat ini proses negosiasi masih terus diupayakan.

Negosiasi ini dipilih agar tak ada peperangan dan pertumpahan darah di Tanah Papua.

"Kita tidak menghendaki ada pertumpahan darah di sini, karena satu tetes darah itu akan membakar permasalahan yang sangat banyak, sehingga kita akan tetap mengedepankan komunikasi yang baik."

"Pembebasan pilot tentunya akan terus kita upayakan," ujar Izak dikutip dari Kompas Tv.

Selain itu, jika negosiasi berjalan lancar dan damain, maka peristiwa penyenderaan ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak.

"Kita berharap dari sini kita akan banyak belajar, terutama masyarakat Papua yang melakukan penyanderaan ini agar banyak belajar."

"Apalagi kita melakukan suatu tindakan yang menimbulkan kerugian banyak orang," ungkap Izak.

Sebagaimana pepatah, lanjut Izak, ketika kita menanam padi dalam satu lahan yang tumbuh bukan hanya padi tapi ada juga alang-alang.

Tapi bukan berarti satu lahan itu kita terbang semua alang-alangnya yang kita bersihkan.

"Dalam hal ini ini adik-adik kita ,anak-anak kita yang, mungkin mereka belum mengerti, kita kasih pengertian dan yang mungkin mereka belum paham, kita kasih pemahaman."

"Sehingga semua apa yang sudah diprogramkan oleh pemerintah bisa berjalan di Tanah Papua," ujar Izak.

(Tribun-Papua.com/Hendrik Rikarsyo Rewapatara/Paul Manahara Tambunan)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan