Jumat, 8 Agustus 2025

Penangkapan Terduga Teroris

Pegawai KAI Tersangka Teroris Rutin Latihan Tembak di Gunung Geulis hingga Propaganda di Sosmed

DE, karyawan PT KAI tersangka teroris rutin latihan menembak di Gunung Geulis sebelum melancarkan aksinya di Mako Brimob dan Markas TNI.

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Suci BangunDS
Tribunnews.com/Abdi Ryanda
Foto terduga teroris berinisial DE (kiri), senjata api (senpi) rakitan beserta ratusan amunisinya (kanan) - DE, karyawan PT KAI tersangka teroris rutin latihan menembak di Gunung Geulis sebelum melancarkan aksinya di Mako Brimob dan Markas TNI. 

TRIBUNNEWS.COM - Karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI) berinisial DE ditangkap di Jalan Raya Bulak Sentul, RT 07/ RW 027, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Senin (14/8/2023).

DE merupakan tersangka terorisme yang merencanakan aksi penyerangan atau amaliyah ke Mako Brimob Polri dan Markas TNI.

DE diketahui terafiliasi jaringan Islamic State of Iraq (ISIS).

Niatan DE untuk melakukan aksi teror ini muncul setelah peristiwa kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, yang digerakkan ratusan tersangka terorisme pada 8 Mei 2018 lalu. 

"Saya (tersangka) menjadi terinspirasi dan memiliki ghiroh yang tinggi untuk melakukan amaliyah, sehingga saya mencari informasi jual beli senjata api," kata Juru bicara Densus 88 Anteror Polri, Kombes Aswin Siregar, menirukan pengakuan DE, dikutip dari TribunnewsBogor.com, Selasa (15/8/2023). 

Sebelum DE melancarkan aksinya, ia ternyata sudah terlebih dahulu melakukan latihan menembak secara rutin. 

Baca juga: Karyawan KAI Terduga Teroris Diduga Gunakan Marketplace untuk Jual-Beli Senjata Api, Ini Kata Polisi

Setiap dua bulan sekali, DE melakukan latihan menembak selama enam jam di Gunung Geulis, Bogor, Jawa Barat. 

Ia biasanya menggunakan pistol merek Baikal Makarov buatan Rusia dengan ukuran peluru 9 milimeter saat berlatih di Gunung Geulis.

DE sendiri diketahui menyimpan 18 pucuk senjata api dengan berbagai jenis.

"Saat ini saya masih tahap i'dad (latihan, red). Saya melakukan i'dad di Gunung Geulis sebanyak 2 bulan sekali. Saya melakukan i'dad selama 6 jam," ucap pelaku DE.

Propaganda di Sosmed

Sepak terjang pelaku DE tak hanya mempersiapkan latihan.

Namun juga menjadi propaganda di media sosial.

DE aktif memotivasi dan menyerukan untuk berjihad. 

"Pelaku aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," ujar Aswin. 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan