Jumat, 15 Agustus 2025

Pilpres 2024

Sejumlah Kader PSI Mundur Gara-gara Tak Terima Elite Partai Beri Sinyal Dukung Prabowo Capres

Sejumlah kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengundurkan diri dan keluar dari keanggotan partai.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Igman Ibrahim
Sejumlah kader menyatakan mundur dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Selasa (22/8/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengundurkan diri dan keluar dari keanggotan partai.

Mereka tidak terima elite parpolnya memberikan sinyal mendukung Prabowo Subianto menjadi capres 2024.

Kali ini, kader PSI yang mengundurkan diri tersebut di antaranya Andi Tasbih Caleg DPR RI Dapil NTB II, M Afthon Lubbi Caleg DPR RI Dapil Jateng VIII, dan Lis Sektiyawanti Caleg DPRD Kota Bekasi Dapil 3.

Selain itu, ada pula nama Darma Munir Bacaleg DPRD DKI Jakarta Dapil 1, Tulus Borisman Kader PSI Kota Bekasi, dan Alfonsus Simbolon Kader PSI Kota Bekasi.

"Kami Bacaleg PSI, DPR RI, DPRD dan Anggota PSI menyatakan mundur dari pencalegan dan keluar dari keanggotaan PSI," kata Caleg DPR RI Dapil Jateng VIII, Afthon Lubbi dalam konferensi pers di salah satu restoran di Jakarta Pusat, Selasa (22/8/2023).

Afthon mengungkapkan alasan kader-kader PSI mundur dari partai. Sebab, mereka tidak terima adanya sinyal PSI kini mendukung Prabowo menjadi capres.

"Alasan pertama tidak ada kepastian dan ketegasan sikap dari DPP PSI untuk tidak mendukung Prabowo Subianto, kami pendukung Ganjar Pranowo, tidak sudi PSI bermain mata dengan Prabowo Subianto," jelasnya.

Baca juga: Pengamat Sebut Ganjar Mungkin Datang ke Markas PSI, Tapi PDIP Tidak

Ia menuturkan bahwa kehadiran Prabowo ke kantor DPP PSI merupakan aib yang memalukan.

Dia pun mengaku patah hati dengan manuver elite PSI yang menerima kehadiran Eks Danjen Kopassus tersebut.

"Kami benar-benar patah hati pada PSI, sedangkan kami tertarik masuk PSI karena PSI mendukung Ganjar Pranowo dan tentunya karena ideologi PSI, anti-intoleransi, anti-ekstremisme dan radikalisme. Ternyata idealisme itu diciderai oleh pengurus DPP, cinta kami pupus, harapan kami pudar," ungkapnya.

Di sisi lain, kata Afthon, sepak terjang Ade Armando sebagai caleg PSI yang membabi-buta di media sosial, menyulitkan mereka sebagai caleg dan kader PSI untuk mencari suara dan dukungan.

Baca juga: Budi Arie Respons Isu Dirinya Bakal Jadi Ketua Umum PSI, Pilih Fokus Jadi Menkominfo

Ia menjelaskan tindakan Ade Armando itu bukan menambah suara tapi malah menambah musuh.

Di daerah pemilihan hingga akar rumput, pihaknya telah solid bersama caleg dari partai lain untuk mensosialisasikan Ganjar Pranowo.

"Karena kemenangan Ganjar Pranowo adalah prioritas utama kami. Apa yang dilakukan Ade Armando betul-betul merusak kepercayaan masyarakat terhadap PSI, itu yang kami rasakan dan dengarkan langsung dari para calon pemilih kami di daerah pemilihan," jelasnya.

Nantinya, Afthon menuturkan bahwa para caleg yang mengundurkan diri bakal mengambalikan uang bantuan dari PSI untuk pengurusan berkas para caleg.

Adapun nominalnya sebesar Rp 1,8 juta per orang.

"Kami juga akan mengembalikan uang bantuan pengurusan berkas yang diberikan kepada kami sebagai Bacaleg DPR RI dari PSI sebesar 1.882.300 yang kami terima melalui transfer. Sekali lagi, kami sangat patah hati dengan sikap PSI, namun demikian kami tidak akan pernah sakit hati. Kami akan tetap berjuang untuk kemajuan NKRI," tandasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan