Momen Jokowi dan Ganjar Kompak Tuntun Mega Turuni Tangga, Disebut Semakin Kompak
Ketika turun panggung menuruni anak tangga, tangan Megawati dipegang oleh Ganjar dan disusul oleh Presiden Jokowi.
Editor:
Anita K Wardhani
"Jangan pernah gentar diterjang badai. Karena apapun, karena apa badai pasti berlalu," kata Megawati.
"Dan matahari akan selalu terbit di ufuk Timur saudara-saudara sekalian," ujar Megawati.
Dalam pidatonya Megawati juga secara tegas meminta agar politik tata ruang harus memastikan lahan-lahan subur tidak boleh dialihfungsikan. Apalagi, Megawati menyebut dirinya bersama sejumlah ahli dan peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah membuat peta Indonesia untuk tanah yang subur.
"Di tempat ini saya ingin meminta sedikit supaya di dalam peraturannya tanah-tanah subur agar tidak dikonversi Bapak Presiden," tegas Megawati disambut tepuk tangan ribuan kader PDIP yang hadir di lokasi.
Presiden Kelima RI ini pun mengingatkan, bahwa Indonesia merupakan negara kelautan terbesar di dunia. Dimana, koridor pembangunan nasional ke depan harus dimulai dari laut dengan mengedepankan cara pandang geopolitik Bung Karno.
"Koridor strategis ini ditopang oleh perguruan tinggi di setiap wilayah dengan memanfaatkan geostrategis dan geometer integrasi dengan jalur perdagangan dunia," kata Megawati.
Megawati juga menilai, bahwa Alur Laut Kepualauan Indoensia (ALKI) harus menjadi jalur pembangunan koridor strategis dari laut. "Sehingga tidak lagi mengorbankan hutan dan lahan-lahan pertanian di daratan," jelas Megawati.
Sementara itu Presiden Jokowi meminta Bakal Calon Presiden(Bacapres) Ganjar Pranowo untuk merancang program kedaulatan pangan mulai dari sekarang. "Perencanaannya disiapkan sekarang," kata Jokowi.
Sehingga kata Jokowi, begitu dilantik menjadi Presiden nanti, program kedaulatan pangan tersebut dapat langsung segera dijalankan.
"Tadi saya bisik-bisik ke beliau. Pak nanti abis dilantik besoknya langsung masuk kedaulatan pangan. Engga usah lama-lama," kata Jokowi.
Dengan seperti itu kata Presiden kedaulatan pangan dan swasembada pangan dapat segera terwujud. Masalah kedaulatan pangan kata Presiden bukan perkara mudah untuk dihadapi. Selain karena masalah perubahan iklim juga karena tidak stabilnya geopolitik global.
"Ngeri sekali kalau melihat cerita semua negara sekarang mengerem semuanya tidak ekspor pangannya," ujarnya.
Kedaulatan Pangan kata Presiden berkaitan dengan iklim yang kondisinya berubah sekarang ini. Dampak dari perubahan iklim yang terjadi sudah mulai terasa dalam kehidupan sehari-hari.
"Kenaikan suhu bumi, kekeringan dimana-mana, kemarau panjang, sehingga menyebabkan gagal tanam, menyebabkan gagal panen, dan super elnino yang ada di 7 provinis di negara kita juga mempengaruhi pasokan pangan pada rakyat kita Indonesia," katanya.
Selain masalah perubahan iklim, Presiden mengatakan tantangan dalam mewujudkan kedaulatan pangan adalah stabilitas geopolitik. Memanasnya geopolitik global, membuat distribusi sejumlah komoditas pangan terhambat salah satunya gandum.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.